Newbie Wajib Tahu, Cermati Hal Ini Biar Nggak Kejebak Investasi Bodong

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Investasi ilegal atau investasi bodong masih marak terjadi. Pasalnya hingga Agustus 2021, tercatat ada 249 domain situs web entitas di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang tidak memiliki izin. Temuan itu menambah total dari awal tahun menjadi 945 domain.

Sejatinya, berinvestasi merupakan pilihan yang tepat untuk mengatur keuangan agar dapat memupuk keuntungan di masa depan, namun perlu diketahui yang dimaksud Investasi Bodong adalah bentuk investasi yang tidak memiliki izin dan skema jelas hingga berakhir pada penipuan. Masyarakat pun perlu berhati-hati kan hal ini.

4 Tips Menghindari Investasi Bodong

Master Financial Planner, Aidil Akbar Madjid berbagi beberapa cara untuk menghindari investasi bodong dalam webinar Kencomm Indonesia yang digelar secara virtual, Kamis (7/10/2021), berikut ringkasannya:

1. Pastikan regulasi atau izin yang jelas

Bagi investasi yang legal tentu akan memiliki izin yang jelas. Apalagi untuk menghimpun dana masyarakat yang tidak sedikit ini pemerintah telah mengatur beberapa regulasi.

“Cek investasi bodong itu paling gampang ngecek dari legalitas perusahaan,” kata Aidil.

Banyak cara untuk mengecek legalitas perusahaan yang menawarkan investasi misalnya jika perbankan cek melalui Bank Indonesia, non perbankan cek di OJK dan jika menawarkan investasi berjangka atau komoditi bisa di cek melalui Bappebti.

2. Iming-iming bonus banyak

Soal imbal hasil juga perlu diwaspadai. Semakin tinggi imbal hasil yang ditawarkan, tentunya resiko dalam berinvestasi juga akan semakin tinggi. Tapi jika ada perusahaan yang berani memberikan bunga tinggi dengan cara mudah maka harus berhati-hati. Bisa jadi itu merupakan investasi ilegal.

“Makanya kalau kita bicara investasi bodong mengiming-imingi return atau bunga yang tinggi. Misalnya ada yang menawari ‘mas mau ikut gabung per minggu dapat 5%’, berarti per bulan 20%. Kalau demikian cepat balik modal dong. Jangan langsung percaya,” jelasnya.

3. Tahu ilmunya

Agar terhindar dari investasi bodong tentu tak lain dan tak bukan harus membekali diri dengan pengetahuan seputar investasi. Di dalamnya termasuk cara kerja, cara menilai risiko hingga cara memilih produk investasi.

“Ngerti itu ada 2 hal, ngerti ke ilmunya dan punya pengalaman. Jadi ada yang learning by doing dan ada juga yang belajar dulu, memang idealnya adalah belajar dulu,” ujarnya.

4. Punya rencana investasi yang jelas

Kesalahan yang paling sederhana dan investor pemula yaitu tidak memiliki tujuan investasi untuk apa. Padahal, tujuan juga bisa mencegah dari investasi bodong dengan cara mengetahui instrumen investasi hingga tidak tergoda dengan rayuan investasi bodong.

“Kesalahan terbesar orang investasi tanpa tujuan. Kalau tanpa tujuan maka kemungkinan besar kalian akan salah pilih produk, harus tahu berapa lama mau berinvestasi (jangka pendek, tengah, panjang), mau kemana investasinya. produknya yang mana. Itu harus dipersiapkan,” pungkasnya.

Itulah beberapa cara untuk menghindari investasi ilegal. Semoga Anda tidak lagi terjerumus dalam berinvestasi yang salah.

Artikel ini telah tayang di finance.detik.com https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-5757484/newbie-wajib-tahu-cermati-hal-ini-biar-nggak-kejebak-investasi-bodong.

Pesan untuk Pemula dari Perencana Keuangan: Berinvestasi Nggak Selalu Cuan! Ini Penjelasannya

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Apa yang terpikir di benak kamu saat mendengar kata investasi yang menguntungkan? Mungkin berpikir kalau mesti butuh modal uang yang banyak secara langsung.

Menurut Financial Planner Aidil Akbar investasi adalah menunda kesenangan sekarang untuk menempatkan uang tersebut di suatu instrumen (investasi), yang akan digunakan di masa/waktu mendatang, serta menghasilkan (uang) yang hasilnya lebih besar lagi. Demikian ia sampaikan di dalam webinar Kencomm Indonesia yang digelar secara virtual, Kamis (7/10).

Misalnya begini, hari ini kamu nggak ikut-ikutan teman untuk upgrade smartphone. Uangnya kamu tahan sampai beberapa waktu ke depan di instrumen investasi. Kemudian karena sudah terkumpul beserta bunganya itu, kamu jadi bisa mengalihkan uang tersebut ke kepentingan lain. Entah untuk jalan-jalan, pendidikan anak, beli rumah, mobil, dana pensiun, apapun itu.

Investasi yang Menguntungkan?

Nah, ini yang menarik. Aidil menegaskan, bicara investasi itu ada empat hal hasilnya. Pertama, kelak kamu bisa mendapat hasil yang lebih tinggi dari modal sebelumnya.

investasi yang menguntungkan

Kedua, hasilnya nggak ada apa-apa alias mungkin kamu cuma berakhir di modal yang dapat kembali. Selanjutnya yang ketiga, bisa berkurang dari modal. Misal kamu menaruh 1000, tapi baliknya ke kamu 800. Dan yang terakhir, tidak balik sama sekali (termasuk modal).

“Output dari investasi ada empat. Orang biasanya cuma fokus harus untung, padahal ada 4 possibility. Jadi bisa ya, menaruh sejumlah uang lalu duitnya hilang? Bisa itu. Nah ini, bisa nanti kaitannya ke investasi bodong,” kata Aidil.

Dirinya melanjutkan, bicara investasi, berarti bicara risiko, Beauties. Tidak ada investasi yang tidak ada risiko sama sekali. Yang ada, hanyalah risiko yang dapat di-manage atau istilahnya mitigasi risiko agar kita dapat terhindari dari mengalami sejumlah kerugian yang besar.

Mengenal Dua Jenis Risiko

Kenapa investasi kita nilainya dapat turun? Aidil menjelaskan terdapat dua jenis risiko. Pertama adalah systematic risk (yang secara bersamaan beri pengaruh). Sebagai contoh, di mana pun kita menaruh uang kita ke aneka instrumen investasi, tetap turun. Misalnya karena adanya krisis global.

Lalu ada juga unsystematic risk atau risiko yang spesifik. Cirinya adanya kejadian misal karena satu hal, yang bikin beberapa bisnis drop, tetapi lini bisnis lain masih baik-baik saja. Alias tidak terjadi secara keseluruhan.

Nah kalau kondisi seperti ini, Aidil menyarankan agar investor dapat mendiversifikasi asetnya. Misalnya ada yang kamu letakkan di saham, obligasi, emas, dan sebagainya.

Kesalahan Umum Saat Berinvestasi

Produk investasi yang ditawarkan, ada banyak dan bagus semua –kecuali yang bodong. Menurut Aidil, kesalahan yang sering terjadi pada banyak orang adalah mereka salah invest, nggak ngerti invest untuk apa, atau berinvestasi tanpa tujuan, juga waktunya nggak jelas apakah jangka pendek, menengah, atau panjang.

Yang terpenting menurutnya, sebelum kamu menginvestasikan uangmu, sebaiknya kamu berinvestasi pada ilmu dulu, Beauties. Ya, kamu perlu kenal seluk-beluk instrumen investasi yang kamu pilih.

Artikel ini telah tayang di beautynesia.id

https://www.beautynesia.id/berita-financial/pesan-untuk-pemula-dari-perencana-keuangan-berinvestasi-nggak-selalu-cuan-ini-penjelasannya/b-239486

Perencana Keuangan Ajak Kenali Risiko Sebelum Mulai Berinvestasi

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Kencomm Indonesia telah menggelar webinar sebagai salah satu rangkaian acara ‘Transformation Week Webinar Series Oktober 2021’, Kamis (7/10/2021). Salah satunya adalah memberikan pemahaman tentang risiko investasi.

Dengan mengangkat topik ‘Cara Cerdas Atur Investasi’ Kencomm hadirkan Master Financial Planner, Aidil Akbar Madjid dan Praktisi Hukum, Rinto Wardana sebagai pembicara. 

Akbar menjelaskan banyak orang yang masih gagal dalam berinvestasi karena pemahaman soal konsep investasinya masih salah. 

“Investasi adalah cara atau kegiatan menunda kesenangan sekarang untuk menempatkan uang dalam suatu produk investasi untuk mendapatkan keuntungan suatu hari dengan jumlah besar,” kata Akbar. 

Selain itu, kesalahan lainnya yang sering terjadi dalam investasi adalah tidak memahami tujuan investasi sehingga salah dalam memilih produk. 

Pada dasarnya, sebelum investasi, investor harus mengetahui dulu mulai dari tujuannya apa, ingin berapa lama berinvestasi, hingga memahami produk investasi. 

2 Risiko Investasi yang Harus Kamu Tahu

Akbar juga menekankan bahwa dalam dunia investasi selalu ada resiko di dalamnya. Maka dari itu, ada istilah ‘high risk high return’. Meskipun begitu, risiko dalam investasi masih bisa diminimalisir. 

risiko investasi

Menurutnya, risiko dalam investasi terbagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko spesifik. 

Risiko spesifik adalah risiko yang muncul dari 1 spesifikasi produk investasi. Resiko ini bisa diminimalisir dengan diversifikasi, atau berinvestasi dalam berbagai produk investasi. 

Sedangkan risiko sistematis merupakan resiko yang bersifat keseluarah, misalnya market crisis dan global crisis. Ketika hal ini terjadi, semua produk investasi bisa mengalami penurunan. 

Bukan cuma itu, Akbar juga menjelaskan bahwa banyak orang Indonesia yang tergiur investasi dengan keuntungan besar dan minim risiko, namun pada akhirnya terjerumus pada investasi bodong.

Salah satu ciri-ciri investasi bodong yang paling populer adalah iming-iming keuntungan besar tanpa adanya dampak. 

“Tidak ada investasi yang tidak berisiko,” kata Akbar menegaskan.

Selain itu, ciri lain dari investasi bodong adalah legalitasnya tidak jelas dan skemanya yang terlalu rumit atau terlalu mudah. 

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/perencana-keuangan-ajak-kenali-risiko-sebelum-mulai-berinvestasi-U44679

4 Cara Mengendalikan Emosi di Tempat Kerja

By | Bertha Sekunda | No Comments

Jakarta – Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para pegawai di berbagai tempat adalah cara mengendalikan emosi saat bekerja.

Seseorang harus bisa mengendalikan emosinya supaya bisa bekerja secara profesional. Jika tidak, emosi tersebut akan menguasainya dan mengganggu produktivitas seseorang di kantor.

Berikut beberapa tips mengelola emosi saat bekerja dari Psikolog Bertha Sekunda dalam webinar Kencomm ‘Peran Penting Kecerdasan Emosional dalam Pekerjaan’, Sabtu (28/8/2021).

4 Cara Mengendalikan Emosi di Tempat Kerja

1. Mengenali Emosi

Untuk bisa mengelola emosi saat berada di kantor, Bertha menyarankan agar seseorang mengenali diri sendiri dan emosi yang mereka rasakan.  

“Kita perlu mengenal diri sendiri dulu, sadar diri, kenali pola kita kalau lagi emosi itu seperti apa,” ungkap Bertha.

“Kalo lagi sedih atau kecewa sama temen, coba tanya ke diri sendiri ‘Kok aku jadi marah banget sama dia’. Setelah itu kita identifikasi emosi apa yang muncul, rasa irikah atau kecewa,” jelasnya lagi.

Dengan begini, kamu bisa lebih mudah mengatasi berbagai hal yang memicu rasa kecewa, amarah, hingga frustasi saat bekerja.

2. Menentukan sikap atau reaksi

Setelah menyadari emosi yang kamu rasakan, jangan langsung gegabah mempercayainya. Usahakan tetap tenang sambil menentukan sikap dan cara bereaksi dalam menghadapi orang atau sumber pemicu emosi negatifmu.

“Kenali emosi kalian setelah itu pikirkan, atau bisa kalian tulis, pilihan reaksi apa saja. Kalo misalnya kalau marah aku mau milih untuk bersikap begini.”

3. Pikirkan konsekuensi

Selain menentukan sikap, kamu juga perlu memikirkan dampak dari pilihan tersebut.

“Kalo nggak ada sesuatu hal yang diomongin diam, atau ke kamar mandi dulu, tenangkan diri dulu. Pikirkan impact-nya, apa yang akan terjadi nanti, misalnya kalau saya nyinyir di Instagram, jejak digital sulit dihapus dan itu bisa jadi boomerang suatu saat nanti.”

4. Mencari solusi

Kamu juga perlu memikirkan solusi dari perasaan negatif atau permasalah yang kamu alami agar tidak berlarut-larut. Emosi negatif yang dipendam terlalu lama dan tidak diselesaikan akan berdampak buruk bagi seseorang, bahkan bisa mengganggu kesehatan mental yang akhirnya membuat produktivitas menurun.

“Kalau lagi kesal dengan teman, tenangkan diri dulu, setelah itu selesaikan, misalnya ajak ngobrol bareng kemudian bicarakan masalah dengan baik.”

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/4-tips-kelola-emosi-di-tempat-kerja-U40925

Industri Kreatif Ternyata Bisa Jadi Ladang Investasi Loh

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Banyak industri terdampak akibat pandemi COVID-19, salah satunya adalah industri kreatif

Konser musik tidak bisa digelar dan bioskop ditutup membuat pekerja di bidang tersebut terdampak. Namun seperti yang lainnya, mereka itu tetap harus menjalani hidup sehari-hari.

Cara untuk bertahan tentu dengan investasi. Di industri kreatif rupanya kita juga bisa berinvestasi.

Hal itu disampaikan perencana keuangan Aidil Akbar. Di industri musik misalnya, ia mencontohkan pemusik bisa berinvestasi lewat hak cipta lagu.

“Musik bisa di capitalized bukan cuma dari label, tapi juga hak cipta. Hak cipta diperkuat jadi cara bagus untuk pemusik hidup long lasting dari karya-karyanya dia,” ujar Aidil di webinar bertajuk ‘Menciptakan Ladang Investasi dari Industri Kreatif’ yang digelar Kencomm, Kamis (26/8/2021).

Sayangnya untuk bidang musik Aidil mengatakan kalau Indonesia masih terhalang regulasi soal hak cipta dan yang berkaitan dengan itu sehingga belum bisa semaju negara lain.

“Jadi dibutuhkan suatu ekosistem. Tapi kalau belum ada supporting ekosistem yaudah pake yang ada aja. Jangan stop sampai disitu,” lanjutnya. 

Selain musik, Aidil Akbar juga mencontohkan berinvestasi di bidang foto.

“Foto misalnya. Kalau bagus jangan cuma upload di Instagram, tapi buka akun di Shuttershock. Platform itu mengkurasi foto-foto,dan dijual. Jadi nggak harus fotografer profesional, kalian upload di situ bisa jadi duit,” jelas Aidil lagi. 

Disampaikan Aidil, finansial bisa dikawinkan dengan industri apapun, termasuk industri kreatif. Oleh sebab itu, industri kreatif bisa jadi investasi. 
 
“Banyak industri kreatif yang bisa kita bentuk jadi investasi,” tutupnya.

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/industri-kreatif-ternyata-bisa-jadi-ladang-investasi-loh-U40763

kencan online

Kena Tipu di Aplikasi Kencan Online? Bisa Dibawa ke Jalur Hukum

By | Kei Savourie, Rinto Wardana | No Comments

Jakarta – Saat ini, fenomena kencan online sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia percintaan. Bukan sesuatu yang mengejutkan jika seseorang menjalin hubungan hanya melalui gawai saja. Karena sudah banyak jejaring sosial yang mewadahi pertemuan dengan orang baru, bahkan beda negara.

Meskipun demikian, tak jarang terjadi kerugian karena kencan online. Mulai dari penipuan identitas, kebohongan janji menikah sampai masalah keuangan. Sehingga, perlu sekali kewaspadaan apabila mencari pasangan di dunia maya.

Online Dating Menurut Expert

Relationship Coach dan Founder Kelascinta.com, Kei Savourie mengingatkan bahwa rasa suka yang timbul terhadap pasangan dunia maya itu hasil imajinasi belaka. Karena belum bertemu dengan orang tersebut, muncul khayalan dari diri sendiri.

kencan online

“Jatuh cinta sama orang di internet itu khayalan diri sendiri. Kita belum ketemu orangnya, bahkan orangnya belum tentu itu,” ungkap Kei saat webinar Transformation Week Kencomm pada Kamis (19/8/2021).

Sebelum bertemu dengan pasangan secara langsung, jangan sampai memutuskan untuk memulai hubungan yang serius. Misalnya seperti janji menikah, berani meminjamkan uang, memberikan foto atau video asusila. Hal itu sangat berbahaya karena bisa menjadikan bumerang untuk diri sendiri.  

“Apapun yang kamu rasain kalau belum ketemu itu, itu cuma ilusi. Jadi stop jangan membahayakan diri,” lanjut Kei. 

Kalau pun berbeda negara atau pun wilayah juga jangan nekat untuk menemuinya sendirian. Kei menceritakan kasus di mana laki-laki berkenalan dengan perempuan Taiwan. Ia nekat mendatangi negara tersebut untuk bertemu, tetapi sampai di sana pasangannya tak ada kabar. 

Jika ingin mendapatkan pasangan yang baik melalui kencan online, carilah yang latar belakangnya jelas. Jangan sampai kehilangan akal dan logika ketika jatuh cinta dengan pasangan dunia maya.

“Satu sisi hati-hati, tapi juga harus membuka diri supaya tidak kehilangan kesempatan. Tetap pakai logic,” jelas Kei.

Upaya Hukum untuk Penipuan Kencan Online

Ketika sudah terkena penipuan akibat tidak berhati-hati ketika kencan online, maka bisa mengurusnya secara hukum. Namun, Praktisi Hukum Rinto Wardana berpendapat bahwa berurusan dengan perkara hukum bukanlah sesuatu yang mudah.

“Makanya lebih baik kita mengantisipasi diri kita,” ucap Rinto saat webinar Transformation Week Kencomm pada Kamis (19/8/2021).

Contoh kasus yang biasa terjadi berkaitan dengan kencan online ialah pemerasan. Menurut Rinto, pemerasan ini pasti diawali dengan adanya pengiriman foto atau video asusila. 

“Nah si pelaku ini akan menggunakan alat itu sebagai cara untuk melakukan pemerasan, meminta sejumlah uang misalnya dengan ancaman menyebarkan video atau foto itu ke publik,” jelas Rinto.

Pelaku bisa dijerat Undang-Undang ITE Pasal 29 Tentang Pengancaman apabila dengan sengaja atau tanpa hak mengirimkan informasi elektronik berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti ditujukan secara pribadi. 

Selain itu, pelaku yang melakukan penipuan kepada orang seperti memasang identitas palsu hingga menimbulkan kerugian bisa kena hukuman berdasarkan Undang-Undang ITE Pasal 8 Ayat (1). Apabila setiap orang sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong atau menyesatkan seseorang.

“Jika memasang foto orang lain, itu kan informasi yang menyesatkan karena bukan dia senyatanya berinteraksi dengan kita di kolom komentar atau interaksi lain di media sosial,” tutur Rinto. “Kalau dia punya itikad buruk, pasti dia melakukan rangkaian kebohongan, rangkaian rayuan kepada si calon korban,” lanjutnya.

Karena pelaku tersebut meyakinkan di media sosial, akhirnya korban terbuai rayuannya hingga janji untuk menikah. Putusan Mahkamah Agung Nomor 3277 K/Pdt/2000 melindungi korban yang janji pernikahannya tidak dipenuhi pasangan.

“Dinyatakan tidak dipenuhinya janji menikah adalah pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan kepatutan dalam masyarakat, dan perbuatan demikian adalah perbuatan melawan hukum. Nah, saya berbagi ini untuk teman-teman yang ketemu cowok suka ghosting,” jelas Rinto.

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/kena-tipu-di-aplikasi-kencan-online-bisa-dibawa-ke-jalur-hukum-U40115

Tantangan Besar Pelaku UMKM: Tentukan Segmentasi dan Target Bisnis

By | Ila Abdulrahman, Wisnu Surendra | No Comments

Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Nasional, Kencomm menggelar webinar dengan tema “Pentingnya Segmentasi & Targeting pada Produk UMKM dan Cara Efektif dalam Mengelola Keuangan Bisnis” yang digelar Kamis, 12 Agustus 2021 secara virtual.

Pembicara yang hadir merupakan senior marketer sekaligus pengusaha, Wisnu Surendra dan senior financial planner, Ila Abdulrahman. Keduanya membagikan tips kepada para pelaku UMKM berdasarkan pengalaman masing-masing.

Wisnu memaparkan kondisi UMKM saat ini, dengan rincian sebanyak 85% berada di level mikro, 86% menggunakan modal sendiri, 76% memasarkan produk secara lokal, 70% merupakan produksi rumahan, 61% bergerak di sektor non e-commerce, baru 2% yang berbadan usaha, dan sekitar 3% yang membuat pembukuan keuangan.

“Tantangan paling mendasar yang harus diselesaikan pelaku UMKM adalah menentukan segmentasi dan targeting bisnis,” ujar Wisnu.

Segmentasi harus sesuai dengan produk yang dijual untuk memaksimalkan omzet. Terdapat tiga unsur segmentasi yang harus ditentukan, meliputi demografis, geografis, dan psikografis.

Sedangkan dalam targeting perlu dijabarkan secara detail. Seperti menargetkan konsumen lokal atau regional, memanfaatkan digital atau konvensional, kategori umum atau spesifik, dan untuk dipakai individu atau kelompok.

“Paling pertama kita harus percaya diri dalam membidik konsumen, kedua memperluas jangkauan, dan ketiga yang paling penting yaitu go digital,” pesan Wisnu untuk pelaku UMKM.

Menyambung pemaparan Wisnu, Ila melengkapi dengan menjelaskan pentingnya mengelola keuangan bisnis.

“Jika pengelolaan keuangannya yang buruk, omzet bisnis bisa masuk ke pemasukan pribadi. Hal ini yang membuat bisnis tidak bertahan lama,” terang Ila.

Menurut Ila, tips mengelola keuangan bisnis meliputi pemisahan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis, membuat pembukuan keuangan, memperhitungkan risiko dalam usaha, dan menyiapkan dana pengembangan. 

“Untuk tips menjaga keuangan bisnis itu pisahkan keuangan bisnis dan pribadi, harus dipahami omzet bukan uangmu, miliki dana darurat dan investasi, serta hindari modal dari berhutang,” tutupnya.

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/tantangan-besar-pelaku-umkm-tentukan-segmentasi-dan-target-bisnis-U39507

Cinta Bukan Segalanya: Kiat Hindari Fantasi Pernikahan Disney

By | Bareyn Mochaddin, Lex dePraxis | No Comments

Sebelum menikah, pasangan harus mempertimbangkan kesiapan finansial, emosional, dan mental agar tidak terjebak dalam ‘fantasi’ pernikahan ala Disney.

Influencer ‘pernikahan’ sering mempromosikan hidup setelah menikah di usia muda adalah surga untuk berdua. Status suami dan istri menjadi cap absolut untuk hidup bahagia selamanya, seperti yang ditawarkan kisah-kisah romantis Disney. Namun, realitas pernikahan tidak semudah hidup 24/7 dalam bulan madu karena ada isu finansial hingga kerja keras agar kehidupan rumah tangga terus berjalan. 

Lex dePraxis, pendiri Kelas Cinta untuk konsultasi hubungan mengatakan, pasangan tidak perlu terburu-buru menikah. Selain itu, agar seseorang tidak terjebak dalam ‘fantasi’ pernikahan tersebut, maka harus mempertimbangkan kesiapan emosional sebelum menikah dari semua pihak. 

“Sebelum menikah gunakan waktu untuk mengenal pasangan. Umumnya karena cepat ingin menikah dan tidak terlalu mengenal pasangan akan bercerai. Siklus yang sama akan berulang jika landasannya hanya ingin cepat menikah,” ujar Lex dalam diskusi daring “Nikah Dulu atau Mapan Dulu” yang dilaksanakan perusahaan manajemen profesional speakers, Kencomm Indonesia (7/8).

Ia mengatakan, masa pacaran adalah waktu yang tepat menentukan prioritas atau tujuan setelah hidup bersama. Selain itu, untuk memikirkan apa saja konsekuensi menikah terburu-buru

Jangan sampai memutuskan menikah dengan sembarang orang hanya karena ingin menikah saja. Jika seseorang merasa belum nyaman atau meragukan bisa masuk ke tahap selanjutnya bersama pasangan, baiknya untuk tidak menikah walaupun telah bersama bertahun-tahun, ujarnya. 

“Orang yang tinggal serumah bisa banyak pertengkaran karena melihat keburukan dan kejelekannya apa. Ini yang perlu dipahami sebelum menikah. Coba kenali sifat buruk pasangan. Kedua, kenali sisi buruk diri sendiri agar bisa kuat dengan pasangan,” kata Lex. 

Selain itu, ia menambahkan, pasangan harus memikirkan dengan matang apakah hal-hal yang ingin dicapainya, seperti lanjut bersekolah bisa dikejar setelah menikah. Pertimbangan tersebut menjadi satu hal yang penting karena hidup rumah tangga menawarkan tantangan baru dan menguras energi, mental, dan sisi emosional. 

“Kalau terburu-buru tanpa manajemen emosi dan persiapan matang, biasanya tidak happily ever after. Menikah itu berisiko,banyak juga yang tidak berakhir bahagia. Bedakan hasrat ingin menikah dan kematangan siap menikah,” ujarnya.

Beban Finansial Milik Berdua

Bareyn Mochaddin, perencana keuangan independen mengatakan, selain kesiapan emosional antarpasangan, sisi finansial menjadi satu aspek yang tidak boleh luput ketika mempertimbangkan pernikahan. Seseorang dapat dikatakan siap menikah jika telah mandiri secara finansial atau secara ekonomi tidak lagi bergantung kepada orang lain. Selain itu, mampu membiayai dirinya sendiri. 

Ia menambahkan, hal lain yang harus dipertimbangkan sebelum masuk ke jenjang pernikahan adalah kemampuan seseorang mengelola keuangan. Aspek seperti apakah pengeluaran lebih kecil daripada penghasilannya atau adakah uang yang disisihkan untuk ditabung menjadi krusial. Jika belum memenuhi syarat tersebut, ide untuk menikah sebaiknya ditunda saja. 

“Orang yang siap menikah juga harus cakap mengelola emosi finansial. Dia tahu mana yang menjadi prioritas, mampu bersabar untuk tidak mengutang dan bersabar jika belum memiliki uang (jika ingin membeli sesuatu,” ujar Bareyn. 

Bareyn menekankan, pasangan harus saling memastikan keduanya siap secara finansial dan harus transparan soal isu keuangan. Jangan sampai ketika sudah menikah salah satu dari pasangan baru terbuka tentang utang yang dimilikinya. Hal itu akan menimbulkan masalah besar dalam sebuah relasi.

“Harus terbuka, apakah ada tagihan kartu kredit, utangnya besar atau kecil. Selain itu, bagaimana dengan cash flow apakah berimbang dan apakah pasangan memiliki tanggungan (keluarga yang dibiayai) karena tidak sedikit pasangan yang kecewa saat tahu pasangan menyokong orang lain,” jelasnya. 

Ketika kedua pasangan telah transparan tentang situasi finansial, kata Bareyn, penganggaran untuk biaya pernikahan juga harus jelas. Banyak pasangan yang ingin memiliki pernikahan mewah karena hari istimewa, tapi dari segi finansial kantong mereka tidak mencukupi. Untuk menyelesaikan masalah itu, pasangan harus siap melakukan pengorbanan agar saat membangun rumah tangga masih memiliki dana simpanan. 

“Misalnya memotong baya dekorasi bunga, tidak perlu membuat baju bride’s maid, tidak ada foto pre-wedding. Jangan mengandalkan angpao hadiah pernikahan karena biasanya tidak setimpal dengan pengeluaran,” ujarnya. 

Upaya untuk berhemat dan memiliki dana simpanan menjadi krusial ketika pasangan menikah ingin memiliki anak. Biaya pengeluaran untuk bayi hingga sekolah anak tidak kecil. Karenanya, penganggaran sejak dini juga dibutuhkan, tandasnya. 

“Harus mempertimbangkan biaya anak yang terus bertambah. Selain itu, beban finansial juga bisa dibagi dua jika pendapatan lebih dari satu. Misalnya, laki-laki yang membayar tagihan listrik, sementara perempuan mengeluarkan untuk hiburan, seperti makan di luar, Netflix, dan sebagainya,” kata Bareyn.  

Resep Langgeng, Perbaiki Kesalahan untuk Pasangan

Lex mengatakan, agar hubungan bisa langgeng atau membangun rasa percaya, pasangan harus siap memperbaiki kesalahan yang dilakukan dan membalasnya dengan aksi positif. Misalnya, pasangan melupakan janji temu atau terlambat, maka harus meminta maaf dan melakukan hal-hal yang menyenangkan hati, seperti bercanda, membuka diri, dan makan bersama. 

Hal seperti itu juga dapat dilakukan setelah menikah. Tetapi butuh usaha yang lebih keras dan niat untuk menyiapkan waktu karena hidup setelah menikah dapat bicara 20 menit menjadi hal langka. Terlebih lagi jika sudah memiliki anak, durasi waktu untuk bersama semakin menipis. Maka dari itu, menyisihkan waktu dan bersama-sama melakukan hal positif sebagai hadiah untuk satu sama lain harus diusahakan, ujarnya. 

“Laki-laki dan perempuan sama-sama berupaya untuk berkembang menjadi yang baik. Belajar bersama tentang komunikasi, tanggung jawab, keterampilan, dan pemberdayaan. Bisa coba juga dengan masa evaluasi, jika enam bulan pertama masih belum ada perubahan, putuskan saja,” jelas Lex. 

Ia menambahkan, situasi tentu jauh berbeda jika kesalahan yang dilakukan pasangan adalah kekerasan fisik, psikis, maupun verbal. Kekerasan tidak dapat diperbaiki atau ditebus dengan melakukan hal positif kepada pasangan. 

“Untuk situasi seperti itu pasangan yang harus berubah. Misalnya, dia dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk karena teman atau lingkungannya. Dia harus memiliki niat untuk berubah dan meninggalkan lingkungan karena kesalahannya tidak bisa selesai hanya dengan ditebus minta maaf,” ujarnya. 

Artikel ini telah tayang di magdalene.co, 6 Agustus 2021

https://magdalene.co/story/cinta-bukan-segalanya-sebuah-kiat-hindari-fantasi-pernikahan-disney

Apa Saja Persiapan Finansial Sebelum Menikah? Ini Kata Pakar!

By | Bareyn Mochaddin | No Comments

Untuk mewujudkan keinginan dan mimpi menikah, selain mental, Anda dan pasangan juga perlu memiliki kesiapan finansial. Apa saja sih tanda Anda sudah siap secara finansial untuk menikah dan seperti apa sih level mapan yang dianggap ideal untuk menikah? Yuk kita bahas!

Dalam sebuah webinar bertajuk, “Nikah Dulu atau Mapan Dulu”, Bareyn Mochaddin seorang Senior Financial Planner mengatakan bahwa, “Mapan memang bukan jaminan, tetapi abai persiapan keuangan, kemungkinan besar bikin rumah tangga berantakan.” Jadi sebaiknya menikah setelah siap secara mental dan finansial.

Bareyn memaparkan 3 indikasi finansial bahwa Anda dan pasangan siap menikah, apa saja?

1.       Mandiri Secara Finansial

Apakah Anda dan pasangan sudah bisa membiayai hidup sendiri dan tidak lagi bergantung pada orang lain (apakah itu orang tua atau saudara kandung)

2.       Mampu Mengelola Uang

Apakah Kamu bisa mengelola uang dengan baik? Apakah pengeluaran Anda lebih kecil daripada pendapatan? Bisakah Anda menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung?

3.       Cakap Mengelola Emosi Finansial

Bisakah Anda menentukan prioritas keuangan? Apakah Anda bisa menahan diri untuk tidak memaksakan pengeluaran atas dasar keinginan semata, dan mencegah berutang bila pengeluaran tersebut tidak mendesak?

Lalu bagaimana dengan ukuran kemapaman sebelum menikah? Ini ukuran kemapanan ideal menurut Bareyn.

“Mapan buat masing-masing orang tentu berbeda-beda. Anda harus tahu ada 5 level keuangan yang bisa jadi indikasi kondisi keuangan yaitu; Kurang, Pas, Cukup, Berlebih, Sultan. Untuk menikah minimal Anda ada di level cukup.”

Tanda Anda berada di level keuangan cukup:

  • Punya penghasilan
  • Mampu memenuhi (belanja) kebutuhan dasar
  • Bisa berinvestasi/menabung
  • Bisa berbagi (zakat/sedekah)
  • Bisa membayar cicilan (bila ada)
  • Ada dana untuk hiburan

Bila keenam hal di atas terpenuhi, berarti Anda ada di level cukup, level selanjutnya adalah Berlebih dan Sultan, di mana Anda memiliki:

  • Sisa uang setelah pemenuhan kebutuhan nomor 1-6
  • Memiliki aset

Bagaimana bisa tahu apakah pasangan mapan secara finansial?

“Anda harus terbuka satu sama lain sebelum menikah, termasuk urusan finansial. Apakah ada aset, utang, bagaimana kondisi cash flow, tanggungan yang dimiliki? Anda dan pasangan harus tahu kondisi keuangan masing-masing agar bisa mencapai kondisi keuangan di masa depan besama; apakah itu kehamilan, punya anak, membeli rumah, biaya sekolah anak. Tentu ini juga harus dibicarakan,” terang Bareyn.

Bareyn menegaskan agar Anda kenal dan tahu kondisi keuangan pasangan sebenarnya sebelum menikah, “apakah yang diperlihatkannya sesuai dengan kenyataan?”

Terakhir, jangan hanya fokus pada hari pernikahan, pesta/resepsi mewah satu hari saja, karena setelah menikah, ada berbagai kebutuhan yang juga butuh biaya. Jangan sampai berutang demi pesta mewah!

Artikel ini telah tayang di Womantalk.com, 8 Agustus 2021

https://womantalk.com/love/articles/apa-saja-persiapan-finansial-sebelum-menikah-ini-kata-pakar-ymgwz?utm_campaign=content_distribution%26utm_medium%3Dkurio%26utm_sourc

Nikah Dulu Atau Mapan Dulu, Ini Saran Pakar Hubungan!

By | Lex dePraxis | No Comments

Banyak orang punya rencana menikah, tetapi apakah Anda sudah siap? Selain punya calon dan niat, kesiapan adalah pertanyaan selanjutnya yang harus Anda tanyakan kepada diri sendiri dan pasangan saat akan menikah. Jadi, nikah dulu atau mapan dulu nih baiknya? Ini saran pakar!

Dalam sebuah webinar, Lex dePraxis, seorang relationship coach menganjurkan agar Anda punya persiapan matang sebelum menikah. Selain persiapan finansial sebelum menikah, pastikan Anda dan pasangan mapan secara emosional, punya keberdayaan diri, dan sama-sama punya kematangan. “Rumah tangga itu bukan tempat istirahat, tetapi ‘pekerjaan seumur hidup’, Anda berdua harus bekerja keras untuk bisa menjalani dan menjaga kelanggengan rumah tangga.” Maka sebelum menikah, coba lakukan 3 persiapan ini.

1.       Tentukan Prioritas

Anda harus jujur dan bertanya pada diri sendiri dan pasangan, ingin menikah atau siap menikah? Jangan menikah hanya karena keinginan tanpa kesiapan. Apa yang ingin Anda capai dalam hidup dan apa yang tujuan yang ingin Anda capai dalam suatu hubungan, carilah pasangan yang kompatibel yang punya prioritas, nilai, dan tujuan yang sama.

2.       Sama-sama berkembang jadi baik sebelum berkembang biak

“Anda dan pasangan harus sama-sama berkembang baik sebelum berkembang biak,” kata Coach Lex sambil tertawa. Berkembang baik di bidang apa?

  • Punya tanggung jawab

karena menikah adalah tanggung jawab bersama, Anda dan pasangan harus bisa bertanggung jawab atas diri sendiri dan siap bertanggung jawab akan keluarga yang akan dibina.

  • Punya pekerjaan

Ini bukan yang utama, tetapi salah satu atau Anda berdua juga perlu memiliki pekerjaan. Realtistis saja, pernikahan dan berumah tangga kan butuh biaya, bila Anda dan calon suami tidak punya pekerjaan, tidak punya pendapatan tetap, bagaimana bisa menghidupi kehidupan pernikahan nanti? Biaya untuk Anda berdua dan biaya bila ingin punya anak nanti, sudah harus dipikirkan sdan direncanakan ejak awal.

  • Punya kesiapan mental

Apakah Anda dan pasangan sudah sama-sama siap secara mental? Sudah sama-sama dewasa dalam sikap dan pemikiran untuk menikah, bukan hanya lewat perkataan atau janji-janji, tetapi lewat perbuatan dan tindakan nyata.

3.       Berlakukan masa evaluasi

Anda dan pasangan harus kenal satu sama lain, maka tentu ini butuh proses dan waktu. Kenali buruk-buruknya diri sendiri dan kenali buruk-buruknya pasangan, kemudian bisakah Anda berdua mengatasi dan menerima masing-masing, sisi baik maupun buruknya?

“Coba jalani masa pacaran, lihat dan masuk masa evaluasi selama 6-12 bulan, apakah Anda berdua bisa berkembang jadi lebih baik bersama? Bila tidak, lebih baik putuskan hubungan, lakukan cut loss, daripada diteruskan dan Anda terjebak ‘investasi bodong’ yang merugikan kedua belah pihak.” terang coach Lex.

Artikel ini telah tayang di womantalk.com, 6 Agustus 2021

https://womantalk.com/love/articles/nikah-dulu-atau-mapan-dulu-ini-saran-pakar-hubungan-xqvRQ