Aidil Akbar Madjid Archives - Kencomm

Newbie Wajib Tahu, Cermati Hal Ini Biar Nggak Kejebak Investasi Bodong

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Investasi ilegal atau investasi bodong masih marak terjadi. Pasalnya hingga Agustus 2021, tercatat ada 249 domain situs web entitas di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang tidak memiliki izin. Temuan itu menambah total dari awal tahun menjadi 945 domain.

Sejatinya, berinvestasi merupakan pilihan yang tepat untuk mengatur keuangan agar dapat memupuk keuntungan di masa depan, namun perlu diketahui yang dimaksud Investasi Bodong adalah bentuk investasi yang tidak memiliki izin dan skema jelas hingga berakhir pada penipuan. Masyarakat pun perlu berhati-hati kan hal ini.

4 Tips Menghindari Investasi Bodong

Master Financial Planner, Aidil Akbar Madjid berbagi beberapa cara untuk menghindari investasi bodong dalam webinar Kencomm Indonesia yang digelar secara virtual, Kamis (7/10/2021), berikut ringkasannya:

1. Pastikan regulasi atau izin yang jelas

Bagi investasi yang legal tentu akan memiliki izin yang jelas. Apalagi untuk menghimpun dana masyarakat yang tidak sedikit ini pemerintah telah mengatur beberapa regulasi.

“Cek investasi bodong itu paling gampang ngecek dari legalitas perusahaan,” kata Aidil.

Banyak cara untuk mengecek legalitas perusahaan yang menawarkan investasi misalnya jika perbankan cek melalui Bank Indonesia, non perbankan cek di OJK dan jika menawarkan investasi berjangka atau komoditi bisa di cek melalui Bappebti.

2. Iming-iming bonus banyak

Soal imbal hasil juga perlu diwaspadai. Semakin tinggi imbal hasil yang ditawarkan, tentunya resiko dalam berinvestasi juga akan semakin tinggi. Tapi jika ada perusahaan yang berani memberikan bunga tinggi dengan cara mudah maka harus berhati-hati. Bisa jadi itu merupakan investasi ilegal.

“Makanya kalau kita bicara investasi bodong mengiming-imingi return atau bunga yang tinggi. Misalnya ada yang menawari ‘mas mau ikut gabung per minggu dapat 5%’, berarti per bulan 20%. Kalau demikian cepat balik modal dong. Jangan langsung percaya,” jelasnya.

3. Tahu ilmunya

Agar terhindar dari investasi bodong tentu tak lain dan tak bukan harus membekali diri dengan pengetahuan seputar investasi. Di dalamnya termasuk cara kerja, cara menilai risiko hingga cara memilih produk investasi.

“Ngerti itu ada 2 hal, ngerti ke ilmunya dan punya pengalaman. Jadi ada yang learning by doing dan ada juga yang belajar dulu, memang idealnya adalah belajar dulu,” ujarnya.

4. Punya rencana investasi yang jelas

Kesalahan yang paling sederhana dan investor pemula yaitu tidak memiliki tujuan investasi untuk apa. Padahal, tujuan juga bisa mencegah dari investasi bodong dengan cara mengetahui instrumen investasi hingga tidak tergoda dengan rayuan investasi bodong.

“Kesalahan terbesar orang investasi tanpa tujuan. Kalau tanpa tujuan maka kemungkinan besar kalian akan salah pilih produk, harus tahu berapa lama mau berinvestasi (jangka pendek, tengah, panjang), mau kemana investasinya. produknya yang mana. Itu harus dipersiapkan,” pungkasnya.

Itulah beberapa cara untuk menghindari investasi ilegal. Semoga Anda tidak lagi terjerumus dalam berinvestasi yang salah.

Artikel ini telah tayang di finance.detik.com https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-5757484/newbie-wajib-tahu-cermati-hal-ini-biar-nggak-kejebak-investasi-bodong.

Pesan untuk Pemula dari Perencana Keuangan: Berinvestasi Nggak Selalu Cuan! Ini Penjelasannya

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Apa yang terpikir di benak kamu saat mendengar kata investasi yang menguntungkan? Mungkin berpikir kalau mesti butuh modal uang yang banyak secara langsung.

Menurut Financial Planner Aidil Akbar investasi adalah menunda kesenangan sekarang untuk menempatkan uang tersebut di suatu instrumen (investasi), yang akan digunakan di masa/waktu mendatang, serta menghasilkan (uang) yang hasilnya lebih besar lagi. Demikian ia sampaikan di dalam webinar Kencomm Indonesia yang digelar secara virtual, Kamis (7/10).

Misalnya begini, hari ini kamu nggak ikut-ikutan teman untuk upgrade smartphone. Uangnya kamu tahan sampai beberapa waktu ke depan di instrumen investasi. Kemudian karena sudah terkumpul beserta bunganya itu, kamu jadi bisa mengalihkan uang tersebut ke kepentingan lain. Entah untuk jalan-jalan, pendidikan anak, beli rumah, mobil, dana pensiun, apapun itu.

Investasi yang Menguntungkan?

Nah, ini yang menarik. Aidil menegaskan, bicara investasi itu ada empat hal hasilnya. Pertama, kelak kamu bisa mendapat hasil yang lebih tinggi dari modal sebelumnya.

investasi yang menguntungkan

Kedua, hasilnya nggak ada apa-apa alias mungkin kamu cuma berakhir di modal yang dapat kembali. Selanjutnya yang ketiga, bisa berkurang dari modal. Misal kamu menaruh 1000, tapi baliknya ke kamu 800. Dan yang terakhir, tidak balik sama sekali (termasuk modal).

“Output dari investasi ada empat. Orang biasanya cuma fokus harus untung, padahal ada 4 possibility. Jadi bisa ya, menaruh sejumlah uang lalu duitnya hilang? Bisa itu. Nah ini, bisa nanti kaitannya ke investasi bodong,” kata Aidil.

Dirinya melanjutkan, bicara investasi, berarti bicara risiko, Beauties. Tidak ada investasi yang tidak ada risiko sama sekali. Yang ada, hanyalah risiko yang dapat di-manage atau istilahnya mitigasi risiko agar kita dapat terhindari dari mengalami sejumlah kerugian yang besar.

Mengenal Dua Jenis Risiko

Kenapa investasi kita nilainya dapat turun? Aidil menjelaskan terdapat dua jenis risiko. Pertama adalah systematic risk (yang secara bersamaan beri pengaruh). Sebagai contoh, di mana pun kita menaruh uang kita ke aneka instrumen investasi, tetap turun. Misalnya karena adanya krisis global.

Lalu ada juga unsystematic risk atau risiko yang spesifik. Cirinya adanya kejadian misal karena satu hal, yang bikin beberapa bisnis drop, tetapi lini bisnis lain masih baik-baik saja. Alias tidak terjadi secara keseluruhan.

Nah kalau kondisi seperti ini, Aidil menyarankan agar investor dapat mendiversifikasi asetnya. Misalnya ada yang kamu letakkan di saham, obligasi, emas, dan sebagainya.

Kesalahan Umum Saat Berinvestasi

Produk investasi yang ditawarkan, ada banyak dan bagus semua –kecuali yang bodong. Menurut Aidil, kesalahan yang sering terjadi pada banyak orang adalah mereka salah invest, nggak ngerti invest untuk apa, atau berinvestasi tanpa tujuan, juga waktunya nggak jelas apakah jangka pendek, menengah, atau panjang.

Yang terpenting menurutnya, sebelum kamu menginvestasikan uangmu, sebaiknya kamu berinvestasi pada ilmu dulu, Beauties. Ya, kamu perlu kenal seluk-beluk instrumen investasi yang kamu pilih.

Artikel ini telah tayang di beautynesia.id

https://www.beautynesia.id/berita-financial/pesan-untuk-pemula-dari-perencana-keuangan-berinvestasi-nggak-selalu-cuan-ini-penjelasannya/b-239486

Perencana Keuangan Ajak Kenali Risiko Sebelum Mulai Berinvestasi

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Kencomm Indonesia telah menggelar webinar sebagai salah satu rangkaian acara ‘Transformation Week Webinar Series Oktober 2021’, Kamis (7/10/2021). Salah satunya adalah memberikan pemahaman tentang risiko investasi.

Dengan mengangkat topik ‘Cara Cerdas Atur Investasi’ Kencomm hadirkan Master Financial Planner, Aidil Akbar Madjid dan Praktisi Hukum, Rinto Wardana sebagai pembicara. 

Akbar menjelaskan banyak orang yang masih gagal dalam berinvestasi karena pemahaman soal konsep investasinya masih salah. 

“Investasi adalah cara atau kegiatan menunda kesenangan sekarang untuk menempatkan uang dalam suatu produk investasi untuk mendapatkan keuntungan suatu hari dengan jumlah besar,” kata Akbar. 

Selain itu, kesalahan lainnya yang sering terjadi dalam investasi adalah tidak memahami tujuan investasi sehingga salah dalam memilih produk. 

Pada dasarnya, sebelum investasi, investor harus mengetahui dulu mulai dari tujuannya apa, ingin berapa lama berinvestasi, hingga memahami produk investasi. 

2 Risiko Investasi yang Harus Kamu Tahu

Akbar juga menekankan bahwa dalam dunia investasi selalu ada resiko di dalamnya. Maka dari itu, ada istilah ‘high risk high return’. Meskipun begitu, risiko dalam investasi masih bisa diminimalisir. 

risiko investasi

Menurutnya, risiko dalam investasi terbagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko spesifik. 

Risiko spesifik adalah risiko yang muncul dari 1 spesifikasi produk investasi. Resiko ini bisa diminimalisir dengan diversifikasi, atau berinvestasi dalam berbagai produk investasi. 

Sedangkan risiko sistematis merupakan resiko yang bersifat keseluarah, misalnya market crisis dan global crisis. Ketika hal ini terjadi, semua produk investasi bisa mengalami penurunan. 

Bukan cuma itu, Akbar juga menjelaskan bahwa banyak orang Indonesia yang tergiur investasi dengan keuntungan besar dan minim risiko, namun pada akhirnya terjerumus pada investasi bodong.

Salah satu ciri-ciri investasi bodong yang paling populer adalah iming-iming keuntungan besar tanpa adanya dampak. 

“Tidak ada investasi yang tidak berisiko,” kata Akbar menegaskan.

Selain itu, ciri lain dari investasi bodong adalah legalitasnya tidak jelas dan skemanya yang terlalu rumit atau terlalu mudah. 

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/perencana-keuangan-ajak-kenali-risiko-sebelum-mulai-berinvestasi-U44679

Industri Kreatif Ternyata Bisa Jadi Ladang Investasi Loh

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Jakarta – Banyak industri terdampak akibat pandemi COVID-19, salah satunya adalah industri kreatif

Konser musik tidak bisa digelar dan bioskop ditutup membuat pekerja di bidang tersebut terdampak. Namun seperti yang lainnya, mereka itu tetap harus menjalani hidup sehari-hari.

Cara untuk bertahan tentu dengan investasi. Di industri kreatif rupanya kita juga bisa berinvestasi.

Hal itu disampaikan perencana keuangan Aidil Akbar. Di industri musik misalnya, ia mencontohkan pemusik bisa berinvestasi lewat hak cipta lagu.

“Musik bisa di capitalized bukan cuma dari label, tapi juga hak cipta. Hak cipta diperkuat jadi cara bagus untuk pemusik hidup long lasting dari karya-karyanya dia,” ujar Aidil di webinar bertajuk ‘Menciptakan Ladang Investasi dari Industri Kreatif’ yang digelar Kencomm, Kamis (26/8/2021).

Sayangnya untuk bidang musik Aidil mengatakan kalau Indonesia masih terhalang regulasi soal hak cipta dan yang berkaitan dengan itu sehingga belum bisa semaju negara lain.

“Jadi dibutuhkan suatu ekosistem. Tapi kalau belum ada supporting ekosistem yaudah pake yang ada aja. Jangan stop sampai disitu,” lanjutnya. 

Selain musik, Aidil Akbar juga mencontohkan berinvestasi di bidang foto.

“Foto misalnya. Kalau bagus jangan cuma upload di Instagram, tapi buka akun di Shuttershock. Platform itu mengkurasi foto-foto,dan dijual. Jadi nggak harus fotografer profesional, kalian upload di situ bisa jadi duit,” jelas Aidil lagi. 

Disampaikan Aidil, finansial bisa dikawinkan dengan industri apapun, termasuk industri kreatif. Oleh sebab itu, industri kreatif bisa jadi investasi. 
 
“Banyak industri kreatif yang bisa kita bentuk jadi investasi,” tutupnya.

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/industri-kreatif-ternyata-bisa-jadi-ladang-investasi-loh-U40763

Ingin Punya Aset Rp 1 Miliar Sebelum Usia 30 Tahun? Begini Caranya (3)

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Rabu, 17 Jul 2019 06:52 WIB

Jakarta – Banyak orang skeptis, berpikir mana mungkin bisa punya aset senilai Rp 1 miliar sebelum usia 30 tahun. Padahal sebenarnya bisa saja, selama anda mengikuti saran-saran yang telah saya jabarkan di 2 artikel sebelumnya dan artikel ini. 

Anda bisa mengumpulkan aset dari bekerja baik pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan, pekerja penuh waktu dan paruh waktu. Atau anda juga bisa mengumpulkan aset dari memulai usaha. Atau yang lebih ideal lagi anda bisa melakukan keduanya secara bersamaan.

Mulailah usaha tambahan sedini dan secepat mungkin sambil anda juga bekerja. Mengapa demikian? Karena bagi sebagian orang sering kali butuh waktu yang cukup lama untuk bisa berhasil dari suatu usaha. 

Apabila usaha anda gagal dan anda merugi, anda masih punya pekerjaan utama ditambah anda masih muda dan masih punya waktu untuk bangkit dan memulai usaha baru lainnya.

Semua orang kaya dan orang sukses punya satu kesamaan, mereka selalu ingin belajar hal lama dan hal baru. Dari mana mereka belajar?

Dengan selalu menambah ilmu mereka atau investasi pada otak. Menambah ilmu bisa dengan cara belajar dari buku, belajar dari internet, dan dari manapun. Dan yang lebih baik lagi adalah dengan mengikuti kelas-kelas atau seminar. 

Selain menambah ilmu yang nanti bisa diterapkan pada usaha/bisnis anda, selain itu anda juga akan bertemu dengan teman-teman baru yang juga akan menambah jaringan baru anda.

Berbisnis di negara Asia sangat berbeda dibandingkan berbisnis di Amerika dan Eropa. Saya salah satu yang mengalaminya.

Di Asia, kita sangat kental mengenal yang disebut dengan pertemanan. Sehingga jaringan pertemanan yang baik akan juga menentukan baik pekerjaan maupun bisnis yang baik.

Mengapa jaringan pertemanan yang baik dibutuhkan di Asia apalagi di Indonesia? Karena orang Asia lebih suka melakukan usaha/bisnis dengan orang yang sudah mereka kenal, atau rekomendasi dari seseorang, dibandingkan kepada orang yang relatif baru dikenal tanpa rekomendasi sama sekali. 

Oleh sebab itu bangun jaringan pertemanan yang banyak yang nanti akan membantu usaha kita.

Terakhir, anda juga harus selalu memperhatikan perkembangan dari usaha dan aset anda. Lakukan pencatatan secara rutin. 

Pastikan nilai aset anda naik dari waktu ke waktu. Dengan mengamati perkembangannya anda bisa dengan mudah melakukan perubahan bila dirasa perlu. 

Dengan mengamati perkembangannya pula, anda bisa tahu bahwa anda sudah berada pada trek yang tepat untuk menjad miliuner dengan mempunyai aset senilai Rp 1 miliar sebelum usia 30 tahun.

Penutup, sewaktu tinggal di Amerika Serikat (AS) saya pernah bertemu dengan salah seorang teman (orang bule) ang masih muda usia belum sampai 30 tahun dan memiliki aset jutaan dolar AS (miliuner). 

Beliau berkata (berpesan) kepada saya sebagi berikut “The most difficult thing to do is to get to the first million, once you reach it, after that it will be easier to double it.”

Selamat menjadi miliuner.

Artikel ini telah tayang di detik.finance.com dengan judul Ingin Punya Aset Rp 1 Miliar Sebelum Usia 30 Tahun? Begini Caranya (3)
https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-4626581/ingin-punya-aset-rp-1-miliar-sebelum-usia-30-tahun-begini-caranya-3

Editor : Team detikfinance

Ingin Punya Aset Rp 1 Miliar Sebelum Usia 30 Tahun? Begini Caranya (2)

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Kamis, 11 Jul 2019 07:55 WIB

Jakarta – Kamu milenial? Masih muda? Usia di bawah 30 tahun? Baru mulai kerja? Bagaimana kalau saya bilang kamu bisa jadi miliuner sebelum usia 30 tahun dengan cara yang tidak sulit-sulit amat? Mau kah?

Di artikel sebelumnya sudah dibahas 3 cara bagi anda untuk bisa menjadi seorang miliuner (punya aset senilai Rp 1 miliar) sebelum usia 30 tahun. Nah apalagi yang harus anda lakukan? Simak sambungannya di sini.

Anda masih muda, masih usia awal 20 tahunan, risiko adalah teman anda. Jangan takut terhadap risiko apalagi risiko investasi. Anak muda biasanya berani “menantang hidup.” 

Ketika saya masih jauh lebih muda semua wanaha permainan roller coaster dan jet coaster seseram apapun pasti saya coba naiki. Bahkan saya sampai melakukan lompat bungee sewaktu saya masih di Amerika. 

Mengapa demikian? Karena waktu itu saya masih muda. Ketika anda masih muda anda punya adrenalin yang masih tinggi.

Kalau anda berani bertaruh dengan fisik anda (bisa kecelakaan, patah, cacat atau bahkan wafat), maka ketika bicara keuangan anda seharusnya juga berani mengambil risiko yang sama atau bahkan lebih besar lagi. 

Mengapa? Karena anda belum punya ketakutan yang berlebihan dengan kehidupan anda dan anda belum punya tanggung jawab yang besar. Kondisi terburuk yang bisa terjadi dari keuangan anda adalah anda kehilangan (rugi) dari investasi anda, dan itu bisa didapatkan kembali dengan cara memulai menabung kembali.

Orang sering bertanya kepada saya, apa salah satu investasi terbaik yang pernah saya lakukan? Jawabannya adalah, investasi pada properti.

Yes, aset saya bisa bernilai berlipat ganda salah satunya dengan berinvestasi pada properti. Oleh sebab itu apabila anda ingin bisa mempuyai aset sebesar Rp 1 miliar sebelum usia 30 tahun, maka bertemanlah dengan properti.

Dalam kondisi ekonomi bagus seperti antara tahun 2008-2014 kenaikan properti relatif sangat tinggi dihampir semua tempat. Bahkan dalam banyak kasus, kenaikan properti sangat signifikan bisa mencapai 50-100% per tahun antara tahun 2011-2014. 

Memang kondisi ekonomi yang jelek dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tidak bisa dipungkiri membuat pergerakan properti cukup stagnan bahkan cenderung turun, akan tetapi bila anda sempat berinvestasi pada properti sebelum tahun 2014, maka stagnannya properti selama 5 tahun terakhir dapat dikompensasikan dengan kenaikan ada sebelumnya, sehingga rata-rata kenaikan aset anda masih diatas 25% per tahun. 

Meskipun dalam kondisi stagnan, nilai properti relatif masih naik sama atau lebih tinggi sedikit dari inflasi antara 6-10% per tahun di banyak tempat.

Hidup hemat itu bukannya pelit lho, tapi tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk sesuatu yang anda tidak butuhkan. Sebagai contoh, bila anda bisa olah raga dengan cara berlari dilapangan bola atau GBK 2-3 per minggu, maka anda belum tentu membutuhkan keanggotaan di pusat kebugaran (gym).

Bila anda bisa mendapatkan kopi susu seharga Rp 18 ribu, kenapa anda harus membeli kopi susu dengan brand luar negeri dengan harga Rp 45 ribu? Itu yang dibilang hemat. 

Bahkan anda bisa menikmati kopi sachet hanya dengan modal Rp 3 ribu. Ingat, hidup hemat ini hanya akan anda jalani sementara sampai anda mempunyai aset senilai Rp 1 miliar sebelum usia 30 tahun.

Setelah itu, kita lihat apakah anda tetap ingin melanjutkan pola hidup ini dan menambah pundi-pundi miliar anda atau anda ingin mulai hidup foya-foya?

Sudah cukup? Belum donk, kita akan bahas kelanjutannya di artikel berikutnya ya.


Artikel ini telah tayang di finance.detik.com dengan judul : Ingin Punya Aset Rp 1 Miliar Sebelum Usia 30 Tahun? Begini Caranya (2)
https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-4619319/ingin-punya-aset-rp-1-miliar-sebelum-usia-30-tahun-begini-caranya-2
Editor : Team detikfinance

Ingin Punya Aset Rp 1 Miliar Sebelum Usia 30 Tahun? Begini Caranya (1)

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Kamis, 04 Jul 2019 07:40 WIB

Jakarta – Menjadi miliuner adalah impian banyak orang. Meskipun definisi miliuner bisa berbagai macam, tapi mari kita samakan dulu persepsi, bahwa miliuner yang dimaksud disini adalah memiliki aset dengan nilai Rp 1 miliar.  Aset dalam hal ini bisa berupa tabungan, deposito, investasi, reksa dana, usaha, properti, kendaraan dan lain sebagainya. 

Anda yang masuk kategori milenial, baik itu milenial yang masih sekolah dan kuliah ataupun yang baru mulai bekerja, mau jadi miliuner alias punya aset senilai Rp 1 miliar dengan gaji “ngepas” sepertinya sih mimpi di siang bolong ya.  Padahal sebenarnya bila anda melakukan hal-hal di bawah ini, maka kemungkinan anda menjadi miliuner alias punya aset minimal Rp 1 miliar menjadi lebih mudah dicapai sebelum usia 30 tahun. So, jadi apa saja yang bisa anda lakukan?

Sekarang ini banyak sekali contoh-contoh disruptive di mana seseorang tidak lulus sekolah bahkan DO yang kemudian bisa menjadi miliuner dunia.

Tahu nggak? Dari banyaknya orang yang tidak sekolah atau DO dari sekolah (kuliah) hanya segelintir orang yang bisa berhasil menjadi miliuner, yang artinya kesempatan anda sebenarnya kecil sekali, dan itupun kalau jenius dan punya ide yang bagus serta anda beruntung.

Bagi sebagian besar anda, sebaiknya fokus di sekolah (kuliah). Banyak milenial berargumentasi bahwa perusahaan jaman sekarang lebih melihat karakter dan keinginan maju calon karyawannya dibandingkan melhat nilai IPK mereka.  Percayalah, kalau ijazah dan nilai IPK tidak dilihat dan tidak dibutuhkan, buat apa perusahaan meminta salinan ijazah dan transkrip nilai anda?

Oke anda sudah lulus kuliah dan mulai kerja dengan gaji lumayan deh untuk yang baru lulus, lalu anda mulai menjalani kehidupan seperti layaknya seorang karyawan dengan segala macam “kebutuhan bulanan” mereka?

Nah, mental seperti ini yang berakibat seseorang kemudian menjadi boros dengan gajinya. Dan bila hal ini dilakukan secara terus menerus akan menjadikannya kebiasaan.

Terus apa salahnya dengan menjadi karyawan tapi tetap hidup dengan gaya seorang anak kuliahan? Dengan cara tersebut anda tidak terjebak dengan gaya hidup boros dan tetap bisa menabung atau menginvestasikan uang anda. 

Percayalah, kesulitan anda berupaya menabung dan berinvestasi ini hanya bertahan beberapa tahun saja kok (kalau mulai kerja setelah lulus kuliah di usia 23-24an, anda hanya akan “merana” berkorban selama 6-7 tahun saja). 

Hal ini juga termasuk pemborosan anda jalan-jalan/travelling keluar kota ataupun keluar negeri. Ingat, Bali, Raja Ampat, Singapore, Tokyo, Paris, New York itu tidak akan pergi ke mana-mana kok selama 5 tahun yang akan datang.

Tidak pernah ada yang salah dengan kerja keras dan kerja cerdas. Kerja keras tidak memerlukan keterampilan khusus. Anda cukup masuk kantor lebih awal dari jamnya dan pulang lebih lambat dari seharusnya dan bekerja lebih banyak saja. 

Dari gaji anda bisa membayar semua pengeluaran anda, tabung dan investasi sebanyak-banyaknya, dalam waktu tidak lama anda akan mempunyai aset yang banyak.

Artikel ini telah tayang di finance.detik.com dengan judul : Ingin Punya Aset Rp 1 Miliar Sebelum Usia 30 Tahun? Begini Caranya (1) https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-4610554/ingin-punya-aset-rp-1-miliar-sebelum-usia-30-tahun-begini-caranya-1
Editor : team detikFinance


Bagi Hasil / Mudharabah (PKSyariah)

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments


Naaaaaahhh… ketemu lagi hari Jum’at kita ngebahas simpel aja yak tentang keuangan Syariah lagi.  Sengaja bahasannya dibuat pendek dan simpel karena banyak orang yang “ngilu” kalau harus denger terminology Syariah pakek bahasa Arab kan? hayooo ngakuu…

Didalam ajaran Islam (Syariah).. sebenarnya nggak Syariah aja sih mengatakan bahwa semuanya dimulai dari NIAT.  Kalau niatnya baik sudah pasti boleh (Halal) dan kalau niatnya jelek sudah pasti tidak boleh (Haram), kecuali memang sudah dikatakan secara tegas didalam Al-Qur’an bahwa itu Haram.  Nah, semua transaksi secara Syariah harus ada yang disebut dengan Ijab Kabul bukan Ijab Kabuuuurrr yaaaa  (bukaaaaaannn kawwwiiiinnn….. eh nikah)… Ijab Kabul itu adalah proses “Serah” dan “Terima”, makanyaaaa kalau liat temen nikah coba deh perhatikan… si Bapak dari pihak perempuan “Me Nyerahkan” anak perempuanya si laki-laki calon suami “Menerima” anak perempuan dari si bapak kan?.  Makanya kata-kata si calon suami bilanya “Saya terima nikahnya…. bla bla bla”… walah ko ngelantur yak..

Anyway busway… kalau 2 minggu lalu di Blog ini saya nulis tentang Akad Penitipan (Wadiah) sekarang saya mau bahas dikit tentang Akad Bagi Hasil (Mudharabah). Berhubung akad bagi hasil ada 2 yaitu Mudharabah dan Musyarakah khusus untuk Mudharabah ini biar gampang bahasa modernnya saya sebut dengan  Akad Permodalan (istilah kerennya di bule sono adalah…..venture capital).  Kalo temen-temen ke Bank Syariah dan menempatkan dana pada Tabungan dan Deposito dikenal dengan Tabungan Deposito Mudharabah dengan bagi hasil.

Nah, Akad Mudharabah ini dikenal dengan Akad Permodalan Bagi Hasil karena konsepnya adalah mirip dengan Venture Capital (yang ngak ngerti apa itu venture capital ntar kita tulis lagi yak di blog ini…. muter2 aja kita hahaha) dengan beberapa syarat yaitu.

1. Terdiri dari dua pihak; pihak pemodal dan pihak pengusaha.  Jadi konsepnya ada pengusaha yang memerlukan pemodal tambahan alias investor untuk ceritanya mengembangkan usahanya.
2. Sedangkan keuntungan akan dibagi berdasarkan perjanjian dalam kontrak.  Jadi ketika ada keuntungan akan dibagi antara pemodal dengan pemilik usaha dengan besaran yang sudah mereka perjanjikan di kontak (Ijab Kabul) nya…  Biasanya si pemodal akan minta bagian keuntungan lebih besar dari si pemilik usaha.  Selama dua belah pihak ikhlas mah sah sah aja… alias Halal.
3. Kerugian modal akan ditanggung oleh si pemodal, nah disini uniknya karena ini bisnis dimodalin ceritanya maka apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut ditanggung oleh si pemodal.  Makanya pemodalnya biasanya minta bagian lebih besar karena ada resiko kan.

Adapun besaran bagi hasil baik antara deposan dengan Bank ataupun Bank dengan pemilik usaha akan ditentukan oleh masing-masing pihak secara musyawarah dengan pertimbangan-pertimbangan dari masing-masing pihak.  Jadi dalam konsep Bank Syariah disini posisinya bisa sebagai perantara atau sebagai pemodal, kalau sebagai perantara berarti pemodalnya adalah yaaaa kita deposannya.  Kitalah (deposan atau bank syariah) yang memberikan modal kepada pengusaha ini.

Saya ada graphicnya mudah2 an associate saya bisa bantu upload gambarnya biar jelas ya.  For anything else it’s Kaskus and Twitter time… silahkan main-main kesana cari nama saya hehehehehe…

Mau Usaha? Pk Kemitraan Musyarakah (Syariah)

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

 


Oh my god…. waktu ko cepet banget yah berjalan… sumpah udah hari Jum’at lagi dan hari ini cukup hectic, nggak nyangka dah jam 3.30 sore, udah lewatin 4 meeting and lagi nunggu meeting ke 5 plus ampir kelupaan nulis tentang Syariah….

Well komitmen tetap komitmen…. iam the man of my word (cieeeeee… muji diri sendiri *narsisdotcom*, kalo di pasar modal istilahnya My Word is My Bond… tetep yak harus nulis…  So, jadi Akad berikutnya yang mau gw bahas adalah Musyarakah… nah lho apalagi ini maksudnya?  (ngak ngerti yak bahasanya).  Sebenarnya ngelanjutin akad minggu lalu (Masih inget ngak Mudharabah??… kalo lupa coba buka lagi tulisan minggu lalu) dimana kalo kita usaha perlu modal tambahan alias investor (venture capital) dimana kerugian ditanggung si pemilik uang (bukan pebisnis), nah akad yang akan kita bahas sekarang namanya Musyarakah yang kurang lebih artinya adalah akad partnership.

Kalo partnership berarti kedudukan harus sama tingginya tuh…(duduk aja tinggi… gimana berdiri kan?… ini apa sih ngomongin syariah serius ko malah becanda crispy alias garinx)… alias keuntungan akan dibagi bersama dan kerugian juga akan ditanggung bersama (bukan gw untung lu rugi hahahaha…. hush garing…), sesuai dengan jumlah modal yang disetor. Jadi kalo diliat sekilas ya mirip-mirip dengan kalau kita buka usaha bersama dengan menggunakan Perseroan Terbatas (itu tuuuhhh namanya PT bosss)..dimana hak dan kewajiban sebagai pemegang saham sesuai dengan kepemilikan yang dimiliki.  Nah partnership ini bisa berupa modal duit… ato modal lain yang bisa diperhitungkan secara nominal.

Di Perbankan Syariah, produk ini juga digunakan dimana Bank berfungsi sebagai pemodal baik itu pemodal uang maupun keterampilan (skill).  Nah si pengusaha dan si bank tadi akan buat perjanjian bagi hasil sesuai dengan akad dan harus ada ijab kabul nya (teteeeeeeepp bukan nikahaan yak)…ko gw doyan banget ngomongin ijab kabul n nikah ya??….

Neraka Bocoorr.. (PKSyariah, bunga Riba)

By | Aidil Akbar Madjid | No Comments

Hadooohhh panasnya booo… Neraka Bocooorrr… (emangnya pernah ke neraka bos? hahaha itu kayaknya theme alias tema tereakan saya di twitter saya @aidilakbar dan @fincheckup (followww yaaaa).  Sumpah J-town alias Jakarta panasnya minta ampun, dah gitu biasanya kalo sore ujan pula… bikin jalanan macet ngak keruan… haaaahh capek deeehh…

Bicara masalah Neraka yang bocor dan pernah ke neraka atau blom? nah didalam ilmu keuangan Syariah bunga alias Riba itu dilarang bos…ada ayatnya di Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 278-279 yang isinya adalah “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman”.  “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa Riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari mengambil Riba) , maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”.

Sebenarnya bunga atau riba tidak hanya milik umat Islam akan tetapi juga dibahas di agama-agama lain seperti Yahudi dan Nasrani.  Berikut petikannya dari Harian Umum Pelita http://www.pelita.or.id/baca.php?id=33193 yang isinya adalah, untuk Yahudi: Quote: Pandangan agama Yahudi mengenai bunga terdapat dalam kitab perjanjian lama pasal 22 ayat 25 yang berbunyi, Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatku yang miskin di antara kamu, maka janganlah enkau berlaku seperti orang penagih hutang dan janganlah engkau bebankan bunga uang padanya, melainkan engkau harus takut pada Allahmu supaya saudaramu dapat hidup di antaramu.

Meskipun ayat tersebut sering ditafsirkan salah oleh orang Yahudi.

Sementara Nasrani mengatakan: Quote: Terdapat dalam kitab perjanjian lama kitab Deuteronomiy pasal 23 ayat 19. “Janganlah engkau membungakan uang terhadap saudaramu baik uang maupun bahan makan yang dibungakan. Selanjutnya dalam perjanjian baru dalam Injil Lukas ayat 34 disebutkan.  Jika kamu menghutangi kepada orang yang kamu harapkan imbalannya, maka di mana sebenarnya kehormatan kamu, tetapi berbuatlah kebajikan dan berikanlah pinjaman dengan tidak mengharapkan kembalinya karena pahala kamu akan banyak.

Kembali ke Syariah, bagaimana menghindari Riba ini?  Terdapat banyak akad-akad yang dapat dilakukan. Produk yang dikenal sering menggunakan bunga sebagai bagian dari imbal hasil adalah produk perbankan dengan Tabungan dan Depositonya.  Di perbankan Syariah dikenal dengan Tabungan dan atau Deposito Mudharabah.  Mudharabah sendiri adalah jenis Akad dimana pada saat penyaluran dana nya bank memberikan dana sebagai pemodal kepada orang/pengusaha yang mempunyai keahlian dibidang usahanya.  Keuntungan dari usaha dibagi hasil dengan bank yang kemudian akan dibagi hasil juga dengan anda sebagai penabung.  Oleh sebab itu Mudharabah dikenal dengan dengan konsep bagi hasil, dan deposito Mudharabah menggunakan konsep bagi hasil ini untuk menggantikan bunga yang riba tersebut.

Next artikel on the blog saya akan coba gambarkan skema Mudharabah ini dalam bentuk gambar agar mudah buat teman-teman untuk memahaminya.  Selamat beraktivitas, jangan lupa…..kalau panas belum tentu neraka bocor ya… (ah yang ngak2 aja, kayak pernah ke neraka aja ya…)….hiiii sereeeeemmm