Bertha Sekunda Archives - Kencomm

4 Cara Mengendalikan Emosi di Tempat Kerja

By | Bertha Sekunda | No Comments

Jakarta – Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para pegawai di berbagai tempat adalah cara mengendalikan emosi saat bekerja.

Seseorang harus bisa mengendalikan emosinya supaya bisa bekerja secara profesional. Jika tidak, emosi tersebut akan menguasainya dan mengganggu produktivitas seseorang di kantor.

Berikut beberapa tips mengelola emosi saat bekerja dari Psikolog Bertha Sekunda dalam webinar Kencomm ‘Peran Penting Kecerdasan Emosional dalam Pekerjaan’, Sabtu (28/8/2021).

4 Cara Mengendalikan Emosi di Tempat Kerja

1. Mengenali Emosi

Untuk bisa mengelola emosi saat berada di kantor, Bertha menyarankan agar seseorang mengenali diri sendiri dan emosi yang mereka rasakan.  

“Kita perlu mengenal diri sendiri dulu, sadar diri, kenali pola kita kalau lagi emosi itu seperti apa,” ungkap Bertha.

“Kalo lagi sedih atau kecewa sama temen, coba tanya ke diri sendiri ‘Kok aku jadi marah banget sama dia’. Setelah itu kita identifikasi emosi apa yang muncul, rasa irikah atau kecewa,” jelasnya lagi.

Dengan begini, kamu bisa lebih mudah mengatasi berbagai hal yang memicu rasa kecewa, amarah, hingga frustasi saat bekerja.

2. Menentukan sikap atau reaksi

Setelah menyadari emosi yang kamu rasakan, jangan langsung gegabah mempercayainya. Usahakan tetap tenang sambil menentukan sikap dan cara bereaksi dalam menghadapi orang atau sumber pemicu emosi negatifmu.

“Kenali emosi kalian setelah itu pikirkan, atau bisa kalian tulis, pilihan reaksi apa saja. Kalo misalnya kalau marah aku mau milih untuk bersikap begini.”

3. Pikirkan konsekuensi

Selain menentukan sikap, kamu juga perlu memikirkan dampak dari pilihan tersebut.

“Kalo nggak ada sesuatu hal yang diomongin diam, atau ke kamar mandi dulu, tenangkan diri dulu. Pikirkan impact-nya, apa yang akan terjadi nanti, misalnya kalau saya nyinyir di Instagram, jejak digital sulit dihapus dan itu bisa jadi boomerang suatu saat nanti.”

4. Mencari solusi

Kamu juga perlu memikirkan solusi dari perasaan negatif atau permasalah yang kamu alami agar tidak berlarut-larut. Emosi negatif yang dipendam terlalu lama dan tidak diselesaikan akan berdampak buruk bagi seseorang, bahkan bisa mengganggu kesehatan mental yang akhirnya membuat produktivitas menurun.

“Kalau lagi kesal dengan teman, tenangkan diri dulu, setelah itu selesaikan, misalnya ajak ngobrol bareng kemudian bicarakan masalah dengan baik.”

Artikel ini telah tayang di urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/4-tips-kelola-emosi-di-tempat-kerja-U40925

Mengenal 3 Tanda Burnout Syndrome

By | Bertha Sekunda | No Comments

Jakarta – Stres karena pekerjaan yang menumpuk dan tidak diatasi dengan baik bisa menyebabkan burnout syndrom. Kalau kondisi ini dibiarkan terlalu lama, bisa berakibat buruk untuk kesehatan fisik dan mental.

Dalam webinar ‘Ngabuburit Ngilmu, Yuk’ yang digelar Kencomm Indonesia, Psikolog Bertha Sekunda memaparkan 3 gejala yang menandakan kamu mengalami burnout syndrome. Apa saja?

1. Tidak Produktif

1598365245-stress-(1).jpg

Sumber: Ilustrasi stres. (Freepik)

Saat mengalami burnout syndrome, seseorang akan merasa mudah lelah dan tidak antusias dalam melakukan pekerjaan. Kurangnya motivasi ini pun menyebabkan performa kerja seseorang menurun dan menjadi kurang produktif.

“Biasanya tanda yang paling jelas tidak produktif. Misal kerjaannya seharian cuma berkutat dengan smartphone, tapi tidak melakukan apapun yang bermanfaat,” jelas Bertha dalam webinar ‘Mindful Living untuk Menjaga Kesehatan Mental dan Keseimbangan dalam Bekerja’.

2. Sering minder dan sensitif

1608259412-stress.jpg

Sumber: Ilustrasi depresi (Freepik)

Orang yang mengalami burnout syndrome juga mengalami perubahan emosional yang signifikan. Pengidapnya sering merasa gagal, rendah diri, merasa terjebak dalam pekerjaan, dan menjadi lebih sensitif.

“Biasanya orang yang mengalami burnout sering merasa tidak berguna dan selalu gloomy. Dia merasa berada di fase yang tidak menyenangkan meski dia tahu ada yang salah dalam dirinya”

3. Sering sakit

1591869023-stres-sakit-perut3.jpg

Sumber: null

Selain perubahan emosional, orang yang mengalami syndrom burnout juga menjadi mudah sakit, seperti nyeri otot, migrain, gangguan makan dan tidur. 

Artikel ini telah tayang di www.urbanasia.com

https://www.urbanasia.com/mengenal-3-tanda-burnout-syndrome-U31142

Jalan Sukses Hubungan Jarak Jauh II

By | Bertha Sekunda | No Comments
Jalan Sukses Hubungan Jarak Jauh Jilid II

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minggu yang lalu kita sudah membahas tiga cara untuk membina hubungan jarak jauh agar bisa berjalan dengan lancer. Tiga cara itu yaitu dengan Komunikasi, Percaya Itu Indah dan Jujur. Dapat saya tambahkan, bahwa zaman sekarang, nampaknya komunikasi saat berhubungan jarak jauh sudah bukan halangan lagi karena banyak media yang menawarkan high technology untuk bisa berkomunikasi seolah bertatap muka langsung, seperti Face Time, Skype dsb.

Selain dari ketiga hal diatas, apa lagi yang bisa membuat hubungan pacaran jarak jauh bisa tetap terbina?

4. Surat Cinta
Sebenarnya hal ini bisa menjadi salah satu cara berkomunikasi. Namun ini menjadi bagian tersendiri, karena terkadang ini terlupakan oleh generasi zaman sekarang yang mungkin belum pernah melihat adanya surat dengan tempelan perangko.

Adanya texting dan chatting via gadget sudah membuat surat cinta terkesan old school dan “enggak banget”. Tetapi sebenarnya hal ini sangat bisa dicoba karena tulisan tangan membuat kesan personal dan private bagi si penerima, sehingga saat membaca surat, ia dapat membacanya. Seolah hal ini disampaikan langsung di depannya dengan penuh perasaan. Selain itu, kedatangan surat via Titipan Kilat atau Kantor Pos atau kurir apapun, membuat si penerima merasa mendapat surprise yang bisa membuatnya merasa berbunga-bunga saat menerima sesuatu yang dikirim ke rumahnya. Seolah si penerima menerima kehadiran pengirim surat cinta dan hal ini menjadi salah satu yang menguatkan hati kedua belah pihak saat berjauhan.

Buatlah surat cinta ini sebagai wadah untuk mengungkapkan perasaan dan hati yang tak sempat terungkap saat chatting via gadget. Tuliskan hal-hal yang lebih mendalam dan ekspektasi-ekspektasi ke depan dalam surat cinta Anda, dan pastikan ini ditulis secara regular dan dikirim rutin seperti tiga bulan sekali misalnya.

5. Don’t sweat the small things.
Jangan mempermasalahkan hal-hal sepele yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Kedewasaan Anda ditantang untuk memilah-milah masalah mana yang perlu dijadikan bahan masalah, dan mana yang perlu didiskusikan. Anda perlu melihat esensi dari masalah tersebut, untuk kemudian menyampaikannya dengan bijak, tanpa perlu emosi dan marah-marah.

Marah sebenarnya boleh saja, jika memang masalah tersebut sudah melawan prinsip, atau berulang kali disampaikan namun pasangan tidak memperhatikannya. Oleh karena itu, sebelum Anda mengangkat sebuah masalah, pikirkan dulu perlukah Anda membesar-besarkan masalah yang tidak terlalu perlu. Saat hubungan jarak jauh, mempermasalahkan hal-hal kecil bisa membuat lelah hati, karena sesungguhnya mungkin hal yang dilakukan pasangan hanya sebatas kurang dikomunikasikan dan bukan kesengajaan. Yang penting, Anda tetap memantau bahwa pasangan Anda masih menunjukkan kesetiaan dan dapat dipercaya, itu hal yang paling penting.

6. Jangan berkata-kata kasar saat marah
Kestabilan emosi Anda dibutuhkan, saat Anda menyampaikan rasa marah, kesal atau kekecewaan. Anda perlu mengontrol apa yang Anda sampaikan ke pasangan Anda. Jika Anda merasa bahwa yang Anda sampaikan itu akan menyakiti pasangan, lebih baik Anda diam sejenak dan melakukan hal-hal yang lain, supaya kata-kata yang keluar tidak memperparah keadaan.

Saat hubungan jarak jauh, perasaan kesendirian ditambah adanya kata-kata kasar yang keluar dari Anda hanya akan menambah buruk kondisi, karena Anda tidak punya kesempatan meralat apa yang sudah Anda sampaikan dengan bertatap muka saat itu juga. Yang sudah keluar dari mulut Anda, akan terngiang-ngiang saat Anda jauh dan terpendam dalam hati.

Masih banyak lagi hal-hal yang bisa Anda lakukan demi kelangsungan hubungan jarak jauh Anda, namun semoga keenam hal diatas dapat menginspirasi Anda untuk melakukan hal lain yang lebih sesuai dengan karakter Anda dan pasangan.

Semoga sukses hubungan jarak jauh.

7 Ramuan Mesra Sampai Tua

By | Bertha Sekunda | No Comments

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mesra saat masa pacaran tentu hal biasa. Sebab, saat itu gairah masih menggebu-gebu. Bukan hanya itu, masalah yang menghadang pun terbilang masih dalam kadar yang mudah diatasi.

Namun, bagaimana ketika kita memasuki usia senja alias sudah berkepala lima alias 50an tahun. Bicara mesra terkadang menjadi cerita saja.

Saat kita menonton film Notebook yang dibintangi Ryan Gosling dan Rachel Mc Adams tahun 2004, yang mengisahkan sebuah cinta sejati yang membawa mereka pada kisah cinta sehidup semati, setiap pasangan suami istri tentu ingin mengalami hal tersebut. Hal itu tentu bila pasangan kita benar-benar mencintai.

Lalu sejak kapan kita perlu membina kisah cinta sehidup semati yang penuh kemesraan tersebut? Tentu jawabannya adalah kita tidak harus memulainya saat kulit sudah menunjukkan keriput dan guratan penuaan. Bahkan, sejak pernikahan masih dapat dihitung dengan jumlah jari dalam satu tangan, ingatlah beberapa hal di bawah ini, dan tumbuhkanlah sebagai kebiasaan. Pasalnya, kemesraan menjadi sebuah bumbu masakan yang perlu ditaburkan setiap saat agar aroma hidup berpasangan semerbak bak bau rempah-rempah yang mengundang gairah bersantap.

7 hal sederhana untuk membina kemesraan antara suami dan istri seperti berikut ini:

1. Cerita hal-hal yang terkesan “tidak penting”
Banyak hal sederhana yang terkadang Anda berpikir bahwa ini terlalu tidak penting untuk disampaikan sebagai bahan cerita ke pasangan Anda. Misalnya, cerita tentang Anda melihat iklan baru di pinggir jalan yang belum pernah Anda lihat. Jika Anda dan pasangan sama-sama bekerja dan saat bertemu Anda sudah sama-sama lelah, biasanya Anda hanya membahas yang penting saja masalah anak, administrasi, rumah, pekerjaan dan hal prioritas lain.

Namun, jangan anggap remeh tentang topik pembicaraan yang bukan prioritas ini, karena membuat variasi pembicaraan lebih ada dinamika dan bisa menjadi intermezzo. Bisa jadi, dari hal yang kurang penting ini memunculkan ide-ide untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan kesejahteraan dan keharmonisan keluarga.

2. Tertawa bersama
Carilah bahan-bahan untuk bisa membuat Anda dan pasangan tertawa sebebas mungkin. Bercandalah, karena hal ini membuat pondasi cinta sejati Anda semakin berbumbu. Saat Anda dan pasangan terbiasa tertawa bersama, Anda akan terus merindukan hal ini dan tidak bosan untuk mencari lagi candaan lain sehingga hubungan Anda selalu menyenangkan. Pada akhirnya, asosiasi bahwa sebuah pernikahan adalah hal yang menyenangkan adalah penting adanya. Anda bisa bercanda saat belanja, saat mengasuh anak, saat menonton TV, atau bahkan saat Anda sedih, berlatihlah untuk tetap menghadapi dengan senyuman. Saat menghadapi masalah serius pun, Anda akan bisa memandang dari perspektif yang lain karena Anda berdua yakin bahwa proses yang Anda akan jalani punya satu tujuan yaitu kebahagiaan. Ingatlah bahwa dengan tertawa, Anda juga bisa awet muda.

3. Ingat pertama kali
Saat bosan dan kejenuhan merajalela, atau saat melihat bahwa pasangan kita tidak tampil seperti yang dulu, tetap ingatlah selalu saat pertama Anda bertemu. Ingatlah pertama kali Anda tertarik dan menyatakan dalam hati “I am falling in love”. Ingatlah saat pertama kali Anda berkencan, saat pertama kali Anda berdekatan, ingatlah getar-getar perasaan Anda saat itu, dan yang terutama ingatlah saat Anda punya usaha yang besar dalam mempertahankan hubungan Anda dan pasangan. Dengan mengingat pertama kali berjumpa dulu, saat Anda marah pun, Anda bisa marah dengan penuh cinta. Bingung ya, bagaimana sih marah penuh cinta? Intinya adalah saat marah Anda tetap menjaga perasaan pasangan seperti saat Anda menjaga perasaannya pertama kali dulu.Yaitu, tidak mengucapkan kata-kata kasar, atau tidak mengungkapkan kemarahan di depan anak-anak Anda.

4. Jadwalkan kegiatan pacaran tetap ada dalam agenda
Usia boleh bertambah, anak bertambah dan usia pernikahan boleh berlipat ganda. Namun tetap biarkan kegiatan pacaran dipasang dalam agenda, meski frekuensinya perlu diatur jika Anda masih punya anak-anak balita. Misalnya, dulu saat pacaran sering traveling, tetaplah lakukan hal tersebut meski dengan pendekatan yang berbeda.Misalnya traveling yang dekat saja sehingga masih bisa mengontrol anak-anak Anda. Atau jika Anda biasa menonton konser music Rock, tetap jadwalkan saja, meski sekarang tidak bisa jingkrak- jingkrak seperti dulu. Nikmati aktivitas bersama dari hal yang sederhana seperti memasak bersama, menonton film, melakukan hobi bersama, dsb. Yang penting, pastikan Anda tidak melupakan kegiatan pacaran ini, minimal sebulan atau 2 bulan sekali Anda habiskan waktu khusus berduaan di luar rumah sehingga Anda tetap bisa menyirami ladang cinta Anda berdua. Tentunya saat Anda meninggalkan rumah, pastikan anak-anak Anda dalam keadaan baik dan ada dalam pantauan yang tepat, supaya tenang saat jalan-jalan berdua.

5. Perhatian
Bagi seorang wanita, perhatian adalah hal mutlak sebagai ukuran bahwa pasangannya adalah sosok mesra. Dari hal yang sederhana, mengomentari dandanan, gaya rambut, rasa masakan, sampai ke kondisi yang memang butuh perhatian besar seperti ketika dalam keadaan sakit, sedih, dan situasi bermasalah yang dihadapi. Sama halnya dengan laki-laki, merekapun tetap menjadikan perhatian pasangan adalah sebagai ukuran dari sebuah ungkapan mesra wanita.Bedanya, laki-laki ingin kebutuhan dasarnya menjadi titik perhatian, seperti lewat makanan, masakan, memijit lembut ketika merasa lelah atau menyiapkan pakaian kerja.Variasi dari ungkapan perhatian ini bisa bermacam-macam.Misalnya, memberikan surprise gift meski tidak sedang ulang tahun, kiriman kue ke kantor hanya untuk mengatakan I love You, surat cinta via email sebagai ungkapan perhatiannya pada rambut baru pasangan, atau perhatian lain yang diungkapkan berbeda-beda.

6. Sentuhan cinta
Yang dimaksud dalam hal ini adalah mengungkapkan cinta dalam berbagai bentuk sentuhan. Syukurlah jika bisa berlanjut dengan seks, tetapi jika tidak memungkinkan karena istri masih habis melahirkan atau mungkin sedang sakit, berikan sentuhan cinta yang membuat suasana rumah penuh senyuman. Jika kondisi suami istri sehat, seks rutin bisa menumbuhkan keterikatan antara suami-istri yang optimal.

7. Ciptakan momen
Terlepas dari hal-hal mendasar, kesempatan berunjuk mesra adalah hal utama yang perlu Anda sadari dan harus Anda temukan. Jadikan kemesraan menjadi ajang action bagi anda dan pasangan untuk berekspresi dalam sebuah kesempatan. Ketika berjalan bersama, ketika berdua di dapur, saat makan bersama di restoran, menemani anak-anak bermain, ketika melakukan perjalanan bersama, ketika sakit, dan masih banyak momen yang bisa dijadikan ajang Anda untuk unjuk kemesraan, meskipun Anda tidak sempat pergi keluar rumah karena berbagai kondisi.Jadi, temukan sendiri momen yang anda rasa sesuai untuk menghadirkan kemesraan dengan mengekspresikan rasa cinta, ketulusan dan perhatianAnda.

Masih ada banyak cara untuk bisa bermesraan dengan pasangan Anda, tergantung dari karakteristik Anda berdua.Tiap pasangan suami-istri tentu punya cara unik sendiri yang bisa menambah kemesraan. Yang penting harus diingat, kemesraan antara suami-istri mempunyai dampak positif terhadap keharmonisan rumahtangga, yang pada akhirnya akan memberi pembelajaran yang baik bagi anak-anak Anda. Anak-anak yang melihat orangtuanya harmonis, akan belajar menghargai orang lain, hidup dengan lebih bijak dan belajar menata emosi.
Selamat bermesraan

Berhenti Salahkan Orang Lain Demi Kebahagiaan Anda

By | Bertha Sekunda | No Comments

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketika sesuatu masalah terjadi di luar harapan kita, kadang kita cenderung menyalahkan orang lain. Misalnya, ada sesuatu barang yang hilang, pasti seseorang telah memindahkannya. Mobil tidak bekerja dengan baik, pasti mekaniknya tidak memperbaiki dengan benar; pengeluaran Anda melebihi pendapatan, pasti pasangan Anda menghabiskan banyak uang. Rumah sangat berantakan, pasti Anda jadi satu-satunya orang yang akan membereskan rumah Anda. Proyek kerja Anda terlambat, pasti kolega Anda tidak bekerja sesuai dengan bagiannya, dan masih banyak hal yang lainnya.

Kebiasaan berpikir “blaming others” atau “menyalahkan orang lain” ini sudah menjadi hal yang secara tidak sadar ada dalam budaya kita. Dari sisi individu sebagai pribadi, hal ini menunjukkan bahwa kita tidak pernah benar-benar bertanggungjawab terhadap apa yang sudah kita lakukan, dari masalah yang kita hadapi dan kebahagiaan kita. Dari sisi sosial, itu akan mengarahkan kepada tuntutan hukum yang sembrono dan alasan konyol yang memungkinkan lolosnya pelaku kriminal. Ketika kita terbiasa menyalahkan orang lain, kita menyalahkan orang lain atas kemarahan kita, frustrasi, depresi, stress dan ketidakbahagiaan kita.

Dalam hal kebahagiaan pribadi, Anda tidak akan tenang ketika dalam waktu yang sama Anda menyalahkan orang lain. Meskipun sudah pasti pada suatu saat, orang lain punya kontribusi terhadap masalah yang kita hadapi, tetapi sebenarnya kita sendiri yang punya tanggungjawab atas kebahagiaan kita. Bukan keadaan yang membuat seseorang bahagia, tetapi keadaan tersebut yang mengajak kita memilih mau bahagia atau tidak.

Sebagai percobaan, coba perhatikan apa yang terjadi ketika Anda berhenti menyalahkan orang lain untuk segala hal dalam hidup Anda. Perlu dicatat, ini bukan berarti Anda tidak meminta pertanggungjawaban orang lain atas tindakan mereka. Tetapi ini demi tanggungjawab Anda pribadi terhadap kebahagiaan Anda sendiri. Misalnya, ketika rumah kotor dan berantakan, daripada berpikir bahwa hanya Anda satu-satunya orang yang akan membersihkan rumah, bersihkan saja langsung tanpa merasa sakit hati dan mengomel. Ketika uang Anda selalu habis tiap bulan, cari tahu bagaimana Anda dapat mengurangi penggunaan uang tanpa menyalahkan pasangan Anda. Yang paling penting, ketika Anda tidak bahagia, ingatkan pada diri Anda sendiri, bahwa hanya Anda sendiri yang bisa membuat Anda bahagia.

Menyalahkan orang lain akan mengambil sejumlah besar dari energi mental Anda. Ini semacam mind-set “drag-me-down” yang menyeret Anda pada stress dan penyakit. Menyalahkan orang lain membuat Anda tidak punya kuasa terhadap hidup Anda sendiri karena kebahagiaan Anda bertumpu pada action dan perilaku orang lain yang tidak bisa Anda kontrol. Ketika Anda berhenti menyalahkan orang lain, Anda akan mendapatkan kembali kekuatan pribadi. Anda akan melihat bahwa Andalah sang pembuat pilihan terseebut. Anda akan tahu bahwa ketika Anda sedih, Anda yang punya peran besar untuk menciptakan perasaan Anda. Artinya, Anda sendiri punya peran kunci untuk menciptakan perasaan baru, yang lebih positif. Kehidupan adalah tantangan besar yang menyenangkan dan akan lebih mudah untuk dikelola ketika Anda berhenti menyalahkan orang lain. Give it a try and see what happens. Salam sukses dan bahagia.

Lima Pertanyaan Sebelum Menikah

By | Bertha Sekunda | No Comments

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kamu beberapa kali ditanya orangtua dan keluarga, “kapan menikah” karena umur sudah mencukupi. Lalu buru-buru mencari calon menikah untuk melegakan orangtua. Atau sudah pacaran lama, tapi gak juga menikah, malu dianggap gak bertanggungjawab, lalu buru-buru menikah. Atau karena teman-temanmu seangkatan sudah menikah dan punya anak, lalu kamu memutuskan menikah? Atau kamu tidak enak mau memutuskan pacarmu dan pasrah saja saat diajak menikah? Pertanyaannya, apakah menikah adalah pilihan yang tepat bagimu? Apa yang perlu kamu ketahui sebelum kamu siap untuk mengikat janji pernikahan? Coba jawablah beberapa pertanyaan dibawah ini sebagai introspeksi :

1. Apa yang kamu cari dalam hidup pernikahan?
Pertanyaan ini nampaknya sangat filosofis dan susah untuk dijawab. Tapi coba carilah jawaban sederhana yang spontan dari dirimu. Kalau kamu hanya fokus pada perubahan status dari single to married, atau fokus pada mencari kebahagiaan dalam pernikahan, silakan untuk merenung dulu sebelum mengikat janji. Kebahagiaan itu pasti hal yang dicari dan setiap orang berhak untuk bahagia. Namun saat sudah menikah, apakah momen bahagia itu datang setiap detik dan waktu? Ada kalanya yang tidak muncul saat pacaran, akan muncul pada saat menikah. Nah, coba saya ganti pertanyaan yang saya lontarkan di atas dengan pertanyaan yang lain : Siapkah kamu menghadapi susah dan sedih bersama pasanganmu? Siapkah kamu menerima dan melengkapi kekurangan pasanganmu?Atau kamu tidak bisa mentoleransi pada hal-hal yang bahkan sangat sepele dia lakukan? Kalau jawaban dari pertanyaan yang terakhir adalah iya, coba renungkan baik-baik, apakah kamu menyayanginya?

2. Apakah kamu tertarik pada pesta pernikahan dan bukan pernikahannya karena kamu suka pesta dan ingin menjadi raja atau ratu sehari dalam waktu dekat?
Kue, bunga dan pernak-pernik pernikahan itu menarik semua.Tapi ada yang lebih dipertaruhkan daripada satu hari pesta pernikahan. Pernikahanmu adalah seumur hidup. Kamu tidak hanya ingin menikah, kamu ingin menikah dengan bahagia. Pikirkan tentang 50 tahun ke depan. Selain membicarakan pesta pernikahan, diskusikan kesepakatan pranikah dengan pasanganmu, uraikan bagaimana kalian akan menangani anak-anak, disiplin, sex education, pengelolaan uang, pembagian kerja, agama, karir, pensiun, mertua, dsb.
Jika kamu tidak berencana untuk mendiskusikan topik ini, kamu akan cenderung sulit di kemudian hari untuk menggabungkan dua kehidupan bersama-sama.

3. Mengapa kamu menikah?
Jujurlah dalam mengevaluasi alasan kamu merencanakan pernikahan.Tulis daftar pro dan kontra tentang pasangan kamu dan hubungan kalian berdua. Jika kamu dan pasangan belum pernah membicarakan hal ini, pastikan adanya diskusi antara dua hati, mengapa kalian memutuskan untuk menikah. Pastikan kamu tidak menikah untuk melarikan diri atau menghindari sesuatu. Apakah kamu hanya ingin menikah dan itu saja alasannya? Itu bukan alasan yang cukup baik. Jika kamu mual atau demam atau merasa tidak enak badan setiap saat belanja baju pengantin atau catering atau perlengkapan pernikahan yang lain, perhatikanlah bahwa tubuhmu sedang berbicara dengan jujur. Sisihkan waktu untuk introspeksi. Kamu ingin menikah sekali untuk selamanya?

4. Bisakah kamu menerima masa lalu pasanganmu?
Apakah kamu paham, percaya dan menerima terhadap masa lalu pribadi pasanganmu? Karena hal terbaik untuk memprediksi perilaku masa depan adalah dari perilaku masa lalu yang relevan. Belajarlah dari hal tersebut. Bagaimana pasanganmu berperilaku dalam hubungan masa lalu? Bagaimana pasanganmu berperilaku saat denganmu? Bagaimana pasanganmu belajar dari pernikahan orangtuanya? Apa yang pasangan kamu pelajari tentang pernikahan orang tuanya? Lihatlah secara dekat orang tua pasanganmu. Anak-anak belajar dari hidup mereka selama ini. Bukan berarti, anak dari orangtua bercerai lalu akan selalu bercerai. Mungkin bahkan mereka akan lebih menghargai pernikahan dan mempertahankannya. Tetapi fokusnya adalah, diskusikan tentang hal ini dalam sesi-sesi pacaranmu.

5. Sudahkah kamu mengkomunikasikan kebutuhan dan harapanmu pada pasanganmu?

Kenali dirimu. Kamu tidak dapat menentukan apakah seseorang adalah baik bagimu jika kamu sendiri tidak tahu kebutuhanmu sendiri. Ini tidak egois kok. Ini demi untuk memiliki tujuan dalam hubungan. Saling mengungkapkan kebutuhan dan harapan sekarang sebelum menikah, dan bukan ketika kamu sudah dalam pernikahan. Lalu sampaikan apa yang benar-benar membuatmu menilai bahwa pasanganmu mutlak melanggar komitmen? Sebaliknya, apakah kamu juga tahu harapan dan kebutuhan pasangan kamu?

Jadi intinya, menikahlah saat kamu siap secara mental, dan bukan saat kamu kesepian. Sudah sering mendengar hal inikan? Nah, coba renungkan beberapa pertanyaan di atas dan terapkan sebelum kamu mengikat janji nikah.

Cara Menulis CV Menarik Demi Pekerjaan Idaman

By | Bertha Sekunda | No Comments

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Proses seleksi kerja biasanya terdiri dari Seleksi Administrasi (Curriculum Vitae/CV) – Psikotest/Tes Kemampuan Teknis – Interview HRD – Interview User (atasan calon karyawan) – Negosiasi gaji – Pengumuman/Informasi penerimaan.
Tidak semua perusahaan menerapkan seluruh rangkaian proses tersebut, tergantung kebutuhan dan kepentingan masing-masing perusahaan. Namun, pengiriman Curriculum Vitae /CV sebagai bagian dari seleksi administrasi adalah hal pertama yang harus dilakukan. Sebab, CV atau resume adalah dokumen awal yang mencerminkan sebagian dari gambaran diri dan kemampuan pelamar.

Kesan pertama mengenai pelamar terwakili dari lembaran kertas CV yang saat ini bahkan sudah mulai dibuat sekreatif mungkin melalui hal-hal yang diluar kebiasaan. Misalnya dengan versi digital yang dibuat dengan program tertentu, atau Anda menyertakan portfolio yang di-desain secara professional.

Hal ini penting, mengingat CV merupakan self-branding pelamar. Dari CV tersebut, bisa diprediksi kemampuan komunikasi, bekerjasama, konsistensi, semangat belajar, kreativitas dan kemampuan berpikir.

Lalu, bagaimana konsep membuat CV yang menarik dan menjual sehingga membuat Anda menuju tahap selanjutnya dari sebuah proses seleksi karyawan atau bahkan mendapatkan pekerjaan idaman?

1. Kenalilah perusahaan yang Anda lamar
Bedakanlah CV saat Anda melamar ke perusahaan swasta, kementerian, dan BUMN. Buatlah nuansa CV sedekat mungkin dengan budaya perusahaan yang Anda lamar. Anda boleh buat template yang sama untuk isi CV, namun modifikasilah aplikasi lamaran atau CV, jika Anda benar-benar tertarik dengan perusahaan tersebut. Misalnya, jika Anda melamar ke sebuah perusahaan fashion ritel yang penuh kedinamisan, tampilkan CV yang singkat, padat, kreatif dan dinamis. Jika Anda melamar ke perusahaan BUMN yang menuntut loyalitas dan kerjasama yang baik, tampilkan CV yang komprehensif. Jika Anda melamar ke kementerian, biasanya mereka mewajibkan Anda untuk mengisi aplikasi tepat sesuai dengan form yang ada, patuhilah.

2. Pahami pekerjaan yang Anda lamar
Buatlah CV yang bisa mencerminkan bahwa Anda punya potensi atau bahkan kompetensi bekerja professional misalnya sebagai dosen, sekretaris, merchandiser, legal, HR, finance, desainer interior, web designer atau pekerja kreatif yang lain. Tuangkan kemampuan Anda melalui CV yang menunjukkan bahwa Anda bisa melakukan pekerjaan tersebut. Fokus pada pekerjaan idaman yang Anda tuju, sehingga selalu meninjau kembali apakah CV yang akan Anda kirim memuat pengalaman yang relevan terhadap posisi pekerjaan yang dilamar. Misalnya, setelah bekerja bertahun-tahun sebagai Produser TV, lalu Anda akan beralih pada pekerjaan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Broadcasting, yaitu HRD di perusahaan rokok misalnya. Maka coba tuliskan program TV yang Anda kelola, yang ada hubungannya dengan manajemen SDM dan teamwork. Pilihlah yang relevan dan menunjang profesi Anda berikutnya.

3. Tuangkan “Strength Point” Anda didalam CV sebagai “Added Value”
Jika Anda pelamar fresh graduate dan belum pernah pengalaman bekerja sama sekali, gambarkan keterlibatan Anda dalam kegiatan ekstrakurikuler diluar kegiatan akademis sekolah/kuliah. Bisa kegiatan organisasi kampus, komunitas tertentu atau kemasyarakatan. Lebih baik lagi jika ada pengalaman part-time job atau magang di perusahaan.

Ingatlah bahwa saingan pelamar Anda sangat banyak, sehingga berikan “Added Value” Anda di dalam CV, supaya perusahaan mau menelpon untuk bertemu dengan Anda. Jika Anda sudah punya pengalaman kerja, gambarkan tanggungjawab Anda dalam pekerjaan. Lalu uraikan dengan singkat namun jelas, kekuatan Anda dalam Summary atau Objective yang ditulis di awal CV. Added value bisa berasal dari prestasi, ketrampilan, peran utama dalam organisasi, leader proyek kecil atau apapun yang menurut Anda perlu ditonjolkan. Ini menentukan apakah Anda orang yang tepat atau tidak untuk dipilih diantara kandidat lainnya.

Tips dan trik dalam membuat CV yang menarik adalah dengan “USA” :
1. User Friendly
Mudah dibaca adalah hal penting yang membuat HRD atau user (atasan langsung dari calon karyawan) mau melanjutkan membaca CV halaman berikutnya. Kesan pertama pada CV yang kompleks dan acak-acakan, adalah kekurangmampuan calon karyawan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. Jadi, perhatikan font yang dipilih, margin, komposisi, space paragraph, frame, dan carilah yang mudah dibaca dan dipahami.

2. Short & Sharp
CV yang memberikan informasi komprehensif dan lengkap itu baik, namun bukan berarti CV Anda harus panjang sekali hingga berlembar-lembar. Sampaikan informasi penting dengan ringkas namun relevan terhadap pekerjaan yang dituju. Cukup hanya dalam 1-2 halaman saja, namun bisa tepat sasaran. Membuat CV yang panjang itu mudah, namun memilih yang penting dan menjual itu butuh latihan yang cermat. Oleh karena itu, buatlah susunan CV yang sistematis, runtut, jelas dan konsisten. Jika perlu, mintalah orang lain yang Anda kenal baik, untuk mengkritisi CV Anda.

3. Achievement
Tulislah pencapaian yang Anda banggakan. Jangan ragu mencantumkan prestasi selama Anda kuliah atau bekerja. Misalnya, keterlibatan dalam proyek hingga proyek launching, mendapatkan beasiswa, judul skripsi atau bahkan saat Anda bisa memandu acara yang dihadiri VVIP. Achievement tidak sama dengan Award. Jika Anda belum pernah mendapatkan Award/piala apapun, tidak berarti Anda tidak pernah berhasil melakukan pencapaian dalam hidup. Seorang pelamar yang tidak menuliskan satupun achievement, diprediksi kurang mempunyai target / sasaran dalam kehidupan karir, atau tidak mudah bersyukur. Ingat, CV yang bagus adalah CV yang dapat memberikan gambaran paling jelas terhadap pelamar sebelum bertatap muka secara langsung melalui interview. Salam Sukses