Hampir dua puluh tahun yang lalu tepatnya tahun 1996, Nokia-pisang adalah perangkat HP mutakhir dan melegenda di jamannya itu. Nokia-pisang kini sudah jadul dan tinggal kenangan. Perhatikan HP atau gadget Anda hari ini. Semua teknologi yang ada saat itu hanyalah sms dan visual hitam putih. Saat ini dunia gadget sudah mampu mencapai visual dengan jutaan warna, berbagai aplikasi luar biasa dan teknologi berbasis image bahkan video.
Pertanyaannya “Apakah dengan perkembangan gadget yang sedemikian canggih, juga dibarengi dengan perkembangan pola pikir / mindset yang sama canggihnya?” Mungkin Anda setuju bahwa sebagian besar orang mempertahankan pola pikir juga kemampuan yang telah ada bertahun-tahun bahkan belasan tahun lalu.
Sebagian lagi mengembangkan diri baik pola pikir atau kemampuannya karena program pengembangan diri atau training dari perusahaan. Sebagian kecil yang merupakan populasi langka, pribadi-pribadi excellent atau star quality person, memang selalu melakukan pengembangan diri secara rutin.
Namun menimbulkan pertanyaan di banyak perusahaan atau orang-orang yang mengembangkan pola pikirnya “Mengapa program pengembangan diri, entah itu training, seminar, coaching dan lain-lain sering kali hasilnya tidak sesuai harapan?” Saya menemukan jawaban atasspertanyaan tersebut ketika mempelajari bagaimana otak dan pikiran manusia itu bekerja.
Pikiran adalah produk dari fungsi otak yang terdiri dari pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (subconscious mind). Pikiran sadar kekuatannya hanya 12 %, sedangkan pikiran bawah sadar memiliki kekuatan sebesar 88 %. Nah, seringkali keinginan pikiran sadar berbeda dengan pikiran bawah sadar. Dan yang akan bekerja keinginan dari pikiran bawah sadar karena lebih kuat pengaruhnya.
Bayangkan bila keinginan untuk mengubah mindset hanya ada pada pikiran sadar, sementara pikiran bawah sadar ingin posisi status quo atau berada di comfort zone, maka perubahan tidak akan berjalan. Terus apa hubungannnya dengan analisa tulisan tangan? Tulisan tangan mampu mengungkap keinginan- keinginan yang berjalan di pikiran bawah sadar.
Contohnya penulis dengan margin kiri sempit adalah penulis yang memiliki beban karena pengalaman masa lalu. Beban ini akan membatasi penulis untuk melakukan perubahan dan mengirimkan pesan berhati-hati karena berubah dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau hal yang merugikan. Program bawah sadar seperti ini praktis menciptakan perilaku yang bertahan dengan pola pikir yang sudah ada atau kondisi yang sudah nyaman.
Contoh lain misalnya pada tulisan dengan kemiringan ke kiri. Penulis dengan kemiringan ke kiri ini mengutamakan kenyamanan dalam berhubungan dengan orang lain dan lingkungan. Penulis ini memiliki pola pikir bahwa berhubungan dengan orang-orang yang nyaman itu menguntungkan, sebaliknya itu akan merugikan. Pola pikir ini membatasi penulis untuk berhubungan dengan banyak orang. Pada masa sekarang dibutuhkan untuk membangun relasi dengan banyak orang dan fleksibel dalam menjalin komunikasi dengan berbagai tipe manusia.
Dengan mengenali pola pikir yang ada dari tulisan tangan akan membantu mengungkap pola pikir kita apakah masih jadul atau mampu berkembang untuk menjadi lebih canggih. Bila masih jadul, tentu saja Anda perlu mencari solusi yang tepat baik itu dengan metode perubahan tulisan tangan (graphotherapy) atau metode lain yang cocok bagi Anda.