Dunia fashion menjadi jalan hidup dan kariernya, meski awalnya tak pernah terbersit niat untuk bekerja di bidang ini. Namun, hobi membaca termasuk mengoleksi majalah sudah ada sejak di bangku SMP. Selepas lulus SMA, Adit demikian sapaannya, mengambil jurusan Kriminologi di Universitas Indonesia. Ia mengaku, jurusan ini menarik minatnya sebab merupakan satu-satunya jurusan yang ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Meski jurusan tersebut sangat jauh berbeda dengan apa yang digelutinya sekarang, Adit sangat menyukai pelajaran-pelajaran yang didapatnya. “Bagi saya, Kriminologi mengajarkan banyak hal. Tak melulu menyoal teori sosial, ia lebih dari itu. Pelajaran tentang konsep pemikirian, cara pandang terhadap konstruksi sosial, dan masalah gender & anak adalah fokus yang saya minati.” Alhasil, sering kali ada elemen-elemen sosial yang dapat ditemukan pada karyanya, misalnya konsep feminin yang sekaligus maskulin. “Karena bagi saya, konsep feminin dan maskulin, adalah bentuk dari konstruksi sosial, konsep yang dibentuk oleh masyarakat.”
Kini, ia bekerja di salah satu majalah high fashion: Harper’s Bazaar Indonesia yang semakin membuatnya jatuh cinta terhadap mode. Tak sekadar menciptakan foto-foto indah berkat styling yang unik, pria yang mengaku perfeksionis ini juga menulis artikel, hingga mengurasi produk-produk fashion untuk ditampilkan di majalah. “Saya sangat senang bekerja di bidang media, sebab lingkungannya membuat kita selalu maju. Setiap hari ada saja hal baru yang dipelajari dan diperoleh, bertemu figur-figur baru dan inspiring, memanjakan mata dengan baju hingga aksesori menawan, berinteraksi dengan model, fotografer, dan profesi lainnya, sangatlah menyenangkan.” Untuk styling, Adit memiliki ciri khas, ia tak takut untuk memadukan busana maskulin dan feminin, sebab ia memang senang bereksperimen, ketimbang harus terperangkap dalam konsep yang diciptakan masyarakat.